Baca Juga : Bertolak Menuju Manado, Peserta City Tour Jelajah Tanah Sulawesi Kagum Keragaman Makassar

Bagaimana strategi jangka panjangnya?  Indah kemudian mencoba mendorong pelibatan semua pemangku kepentingan dan seluruh elemen masyarakat agar lima dimensi smart city lainnya bisa menjadi penentu terciptanya smart city yang lebih paripurna.

“Untuk jangka panjangnya, tentu kita berharap kepada dimensi yang lain, seperti dimensi smart society, smart living, smart government, smart environment, dan smart economy, karena itu terkait dengan pelibatan seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder terkait lainnya di dalam implementasi BISA Smart City ini,” jelasnya.

Hanya saja, kata dia, semua strategi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tidak akan berjalan optimal jika semua pihak yang terlibat tidak saling bersinergi satu sama lain. Kata dia, perlu ada edukasi dan literasi kepada masyarakat agar mereka tahu bahwa suksesnya sebuah pemerintahan tidak terlepas dari peran serta dari masyarakat itu sendiri.

“Oleh karena itu, kami mendorong kolaborasi multipihak untuk membangun smart city di Luwu Utara, dengan harapan semua komponen tersebut bisa terlibat langsung dalam menyukseskan smart city,” tuturnya.

Diketahui, konsep Smart environtment adalah bagaimana menyiapkan kawasan wisata prioritas menjadi kawasan yang bersih, dan bebas sampah, tanpa meninggalkan corak kearifan lokalnya.

Selanjutnya, konsep smart economy adalah bagaimana memastikan implementasi TIK dalam proses transaksi di kawasan wisata prioritas dan pemerintah daerah sekitarnya.

Kemudian konsep smart branding, adalah bagaimana membantu pemerintah daerah pada kawasan wisata prioritas dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata.

Sementara konsep smart government, adalah bagaimana memastikan pemerintah daerah pada kawasan wisata prioritas menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) secara berkualitas dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang baik.

Bagaimana dengan konsep smart society? Konsep ini lebih kepada bagaimana memastikan masyarakat tujuan wisata prioritas dan kawasan sekitarnya itu memiliki kapasitas unggul dan mampu menjadi tuan rumah yang baik.

Terakhir, smart living, yaitu bagaimana mendorong situasi kawasan wisata prioritas yang kondusif dan nyaman bagi masyarakat dan wisatawan, melalui penyediaan transportasi, logistik yang tentram, aman, dan ramah.