RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perkiraan hujan di Indonesia akan berada pada kisaran rendah sampai menengah pada September hingga November 2023. Sebelumnya, fenomena ‘pengering hujan’ El Nino tiba sejak Juni dan terus menguat belakangan.

Menurut data terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino kini sudah mencapai level moderat, dengan Southern Oscillation Index (SOI) mencapai -9,5, dan Indeks NINO 3.4 +1.27.

Selain itu, ada fenomena serupa dari Samudera Hindia, Ocean Indian Dipole (IOD), yang makin positif dengan Dipole Mode Index +1.05.

BMKG menyebut dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada musim kemarau di Juli – Agustus – September – Oktober.

“Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan pada bulan-bulan tersebut. Terlebih lagi, ada banyak wilayah di Indonesia yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan-bulan tersebut,” menurut keterangan BMKG, dikutip dari CNNIndonesia.com.

Lembaga ini pun memprediksi beberapa wilayah akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 – 100 mm/bulan), utamanya pada Agustus – September – Oktober.

Wilayah-wilayah ‘kering’ itu antara lain Sumatera bagian tengah hingga selatan, pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.

Meski begitu, BMKG menyebut hujan akan berangsur turun seiring dengan siklus El Nino. Berikut kronologi hujan per bulannya:

September

BMKG, dalam buletin hujan bulanan yang dirilis pada Agustus, memprediksi pada September hingga November 2023 wilayah Indonesia umumnya mengalami curah hujan kategori rendah hingga menengah.

Bulan depan, 53,73 persen wilayah Indonesia diprakirakan mengalami curah hujan kategori rendah (curah hujan berada di kisaran 0-100 mm/bulan).