RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pakar politik, Jerry Massie menyebut Megawati Soekarnoputri kalah strategi dengan Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto akibat adanya dugaan pelanggaran perjanjian Batu Tulis.

 

“Mega anggap dirinya dizolimi Jokowi, tapi sayap kiri Mega sendirilah yang melakukannya saat melanggar perjanjian batu tulis bersama Prabowo Subianto,” kata Jerry kepada Rakyat News, Minggu (12/11).

 

Dimana, kata Jerry, perjanjian tersebut diteken oleh Mega dan Prabowo pada 16 Mei 2009. “Ketum PDIP ini pun menghianati perjanjian ini. Wajar saja jika dia dikhianati Jokowi,” ucap dia.

 

“Coba sejak awal, saya usulkan Prabowo-Puan ataupun Prabowo-Ganjar maka Gerindra bisa bersanding dengan PDIP dan Jokowi otomatis akan mendukungnya.Saya kira salah satu alasan Jokowi keluar adalah keluar dari posisinya sebagai petugas partai,” lanjutnya.

 

Bahkan, Ia menganggap bahwa memang selama ini Jokowi identik dengan petugas partai bukan petugas rakyat. “Suara Mega lebih kuat dari suara rakyat. Jadi PDIP tak perlu murka dan sedih saat Gibran dipasangkan dengan Prabowo oleh Golkar,” kata Jerry.

 

Dengan begitu, katanya, memang kuncinya ada ditangan Golkar yang mana Airlangga rela melepas posisinya sebagai kandidat cawapres terkuat Prabowo demi mengamankan posisi Gibran sebagai Cawapres dari Prabowo.

 

“Nah, ini tak dibaca PDIP. Mereka hanya suara yang gede dipublik mengkritik keluarga Jokowi dengan menyebut Kaesang anak ingusan, Jokowi petugas partai sampai Gibran pun. Bahkan saat Gibran ketemu Prabowo wali kota Solo ini dihajar habis-habisan PDIP,” ujar Jerry.

 

Lebih dari itu, Jerry menilai pihak mereka sibuk ngurusin keluarga Jokowi ketimbang membaca arah dan angin politik yang mana Jokowi mulai merasa comfort and safety (nyaman dan aman) bersama Gerindra dan Golkar.