RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Anggota KPU Kota Makassar, Abdi Goncing mengungkapkan, pemberian edukasi kepada masyarakat dalam bentuk persuasif mengenai bahaya hoaks itu penting baik untuk diri sendiri dan orang lain.

Goncing juga menyampaikan bahwa pihaknya rutin memberikan edukasi kepada caleg dan tim kampanye agar tidak terlibat dalam produksi dan penyebaran hoaks menjelang Pemilu 2024.

“Kita beri edukasi pada caleg pada tim kampanye jika hoaks adalah sesuatu yang tidak baik. Kita sebatas mengingatkan karena urusan penindakan ada di Bawaslu,” ujarnya di Ceylon Coffee, Senin (22/1/2024).

Pendekatan persuasif, kata dia, mampu membangun komunikasi yang lebih etis kepasa seseorang agar bersedia untuk menerima saran dan masukan mengenai bahaya hoaks.

“Dalam kearifan lokal Sulsel kita mengenal istilah sipakainge, yakni saling mengingatkan. Menjadi sangat penting sipakainge dan sipakatau dalam edukasi hoaks. Ketika ada di grup Whatsapp, informasi yang hoaks tersebar baiknya dilakukan pendekatan persuasif. Supaya tidak sipakasiri. Mungkin awalnya tersinggung, tapi lama kelamaan mereka akan mengerti juga jika dilakukan pendekatan persuasif,” ujarnya.

Presidium Mafindo Jejaring Indonesia Tengah, Jumrana, menekankan pentingnya kolaborasi antar komunitas dan pemerintah dalam menangkal hoaks di momen Pemilu 2024.

Dia mengatakan, hoaks bekerja dengan memutarbalikkan mindset seseorang mengenai fakta. Pada aspek ini Jumrana sepakat dengan Saiful Jihad jika hoaks dibuat agar masyarakat mengalami krisis kepercayaan pada penyelenggara Pemilu dan media kredibel.

“Kalau ada media yang berusaha melawan hoaks dengan periksa fakta langsung disebut sudah dibeli pemerintah. Misalnya KPU dan Bawaslu berusaha melakukan proses tahapan di mana kebijakan dan regulasi penyelenggara dianggap merugikan kepentingan kelompoknya, pasti akan disebut jika penyelenggara telah diintervensi pemerintah,” ujarnya.