Fasilitas Nursery ini akan dibangun di lahan seluas 5 hektare dengan kapasitas 1 juta bibit tanaman per tahunnya.

Bibit-bibit itu dipersiapkan untuk mereklamasi lahan pasca tambang di area IGP Pomalaa, serta kebutuhan reklamasi lainnya di Kabupaten Kolaka, baik oleh masyarakat, instansi pemerintah, swasta, dan lainnya untuk mendorong penghijauan.

“Hadirnya nursery ini diharapkan tidak saja dimanfaatkan PT Vale dalam melaksanakan praktek penambangan yang baik, tapi juga oleh masyarakat agar kita bisa bersama menjaga keberlangsungan eksosistem yang ada,” jelasnya.

Dalam area Nursery juga akan dikembangkan ratusan jenis bibit tanaman pionir dan tanaman endemik wilayah Sulawesi Tenggara yang akan menunjang kelestarian keanekaragaman hayati, pengembangan ekonomi lokal dan penilitian pengembangan tanaman.

Adapun bibit yang akan dikembangkan merupakan pohon lokal, termasuk pohon endemik, yakni: Kolaka (Syzygium), Kalapi (Kalappia celebica Kosterm), kuku (Pericopsis mooniana) dan Angrek sorume (Dendrobium utile).

Pada area Nursery ini akan tersedia fasilitas produksi secara vegetative, stek dan generatif benih dengan sistem irigasi modern secara otomatis dengan pengatur waktu.

Selain itu juga akan dioperasikan dengan mengurangi sampah plastik melalui penggunaan wadah bibit secara berulang.

“Area Nursery ini nantinya akan terintegrasi dengan Kebun Raya Kolaka, sehingga akan menjadi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman yang berharga dan merupakan langkah konkret dalam menjaga keanekaragaman hayati,” tuturnya.

Febriany menyampaikan pembangunan Nursery ini PT Vale akan bekerja sama dengan mitra, pemangku kepentingan dan komunitas lokal.

Proyek ini akan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan mengikuti standar tertinggi dalam keselamatan, pelestarian lingkungan, dan akuntabilitas sosial.

Dalam acara tersebut, Bupati Kolaka, Ahmad Safei mengapresiasi keberadaan nursery ini, apalagi menjadi yang pertama dan terintegrasi dengan Kebun Raya Kolaka.