RAKYAT NEWS, JAKARTA – Pengunduran diri Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrokhman, diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan.

Miftah, atau yang akrab disapa Gus Miftah, mengundurkan diri setelah mengolok-olok seorang penjual es teh manis dengan ucapan kasar dalam sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu yang lalu.

Tindakan kontroversial Gus Miftah mendapat kecaman dari netizen dan berbagai tokoh masyarakat, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Setelah polemik tersebut, Gus Miftah mengakui kesalahannya dan meminta maaf sebelum akhirnya mengundurkan diri. Sebagai solusi, H. Fakhruddin Rusyibani dari Majelis Pertimbangan Wilayah Persatuan Ummat Islam (MPW PUI) Jawa Barat mengusulkan agar Presiden Prabowo segera mengangkat penggantinya.

Fakhruddin menyatakan bahwa posisi tersebut memerlukan individu yang mempunyai pengalaman dan pemahaman yang kuat dalam bidang toleransi dan kerukunan beragama sebagai pengganti Miftah.

Menurutnya, orang yang mengisi posisi tersebut harus memiliki sifat rendah hati, ramah, sopan, dan berbicara dengan gaya yang lembut namun berbobot.

Lebih lanjut, Fakhruddin menekankan pentingnya bahwa utusan khusus ini memiliki pemahaman mendalam akan esensi beragama serta dapat bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat.

Hal ini diharapkan dapat membantu Presiden Prabowo dalam melaksanakan tugasnya untuk mendorong kemajuan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

“Insyaa Allah Indonesia akan menjadi negara maju dengan terlebih dahulu mewujudkan kerukunan ummat beragama sebagai salah satu pilarnya. Jika ummat beragama rukun, suasana damai dan harmonis, rakyat kompak dalam hal yang produktif. Maka Presiden Prabowo bisa fokus merealisasikan janji-janjinya,” ujar Fakhruddin.

YouTube player