Kamu mungkin pernah dengar soal penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia, kan? Nah, itu yang disebut zoonosis. Penyakit ini nggak cuma soal gigitan anjing rabies atau tikus di dapur. Di Hulu Sungai Utara, masalah ini punya dimensi yang lebih kompleks karena kondisi lingkungan dan interaksi manusia dengan hewan sehari-hari. Kalau kamu mahasiswa farmasi atau tenaga kesehatan, info ini bakal jadi penting banget buat kamu.

Melansir pafihulusungaiutarakab.org, Zoonosis adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit yang awalnya hidup di tubuh hewan tapi bisa pindah ke manusia. Contoh umumnya termasuk leptospirosis, rabies, dan flu burung. Di wilayah seperti Hulu Sungai Utara, yang terkenal dengan ekosistem air tawarnya, leptospirosis sering muncul sebagai ancaman serius. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya ditemukan di air yang tercemar urin hewan. Situs pafihulusungaiutarakab.org mencatat bahwa kesadaran masyarakat terhadap pencegahan masih perlu ditingkatkan.

Lingkungan Hulu Sungai Utara: Ladang Risiko Zoonosis

Hulu Sungai Utara memiliki kondisi geografis yang unik, dengan banyak lahan basah, sungai, dan area pertanian. Di satu sisi, lingkungan ini mendukung kehidupan satwa liar dan hewan peliharaan. Tapi di sisi lain, interaksi yang terlalu dekat antara manusia, hewan ternak, dan satwa liar meningkatkan risiko penyebaran zoonosis. Misalnya, petani yang sering bekerja di sawah tanpa pelindung memadai bisa terpapar air tercemar bakteri leptospirosis.

Rabies juga menjadi perhatian di wilayah ini. Hewan peliharaan seperti anjing seringkali tidak mendapatkan vaksinasi rutin, sehingga menambah peluang penularan ke manusia. Flu burung, meskipun jarang dilaporkan di daerah ini, tetap menjadi ancaman potensial, terutama bagi mereka yang bekerja di peternakan unggas.

YouTube player