Trump kemudian menulis di media sosial, “Dia bisa kembali jika sudah siap untuk damai.”

Momen cekcok antara Trump dan Zelensky pun membuat kesepakatan soal permintaan AS atas akses ke mineral tanah jarang Ukraina batal ditandatangani.

Gelaran pernyataan pers bersama, yang biasanya dilakukan Trump dengan pemimpin negara yang sedang berkunjung, batal digelar. Media AS melaporkan bahwa Zelensky diperintahkan pergi oleh pejabat tinggi pemerintahan Trump.

Trump kemudian menuduh sekutu lamanya itu “terlalu percaya diri” dan mengklaim bahwa Zelensky ingin perang segera berakhir tetapi menolak gencatan senjata.

Dalam wawancara dengan Fox News setelah kejadian itu, Zelensky menolak meminta maaf.

“Saya menghormati Trump dan rakyat Amerika,” katanya kepada Brett Baier dari Fox. “Tapi saya tidak yakin kami melakukan sesuatu yang salah.”

Ketegangan ini terjadi setelah Trump dan Zelensky saling beradu argumen di media dalam beberapa waktu terakhir.

Belakangan, Trump semakin menunjukkan sikap condong berpihak terhadap Rusia. Bahkan dalam resolusi Majalis Umum Perserikatan BangsapBangsa (PBB), AS secara mengejutkan menolak resolusi mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Ini menjadikan AS berdiri bersama Rusia dan Korea Utara yang sama-sama menentang resolusi itu.

Padahal, selama ini AS merupakan sekutu tradisional Ukraina dan kerap memberikan dukungan dan bantuan tanpa syarat terhadap Kyiv.

YouTube player