Pertama, meninggalkan obat dalam mobil. Mungkin kamu habis dari apotek, lalu lupa obat di tas yang tertinggal di dashboard. Padahal suhu dalam mobil bisa naik sampai 60°C saat siang hari. Obat bisa rusak total dalam waktu singkat.

Kedua, menyimpan obat terlalu dekat dengan alat elektronik. Banyak orang naruh kotak obat di atas kulkas atau rak dekat microwave. Ini bisa jadi bencana karena perangkat-perangkat ini memancarkan panas terus-menerus yang tanpa sadar merusak kandungan obat.

Ketiga, asal masukin semua obat ke kulkas. Niatnya baik, tapi nggak semua obat cocok dengan suhu dingin. Beberapa sirup, misalnya, justru bisa berubah konsistensinya kalau terlalu dingin. Terutama jika disimpan di bagian kulkas yang langsung kena bekuan.

Keempat, menyimpan sisa obat untuk “jaga-jaga”. Terutama antibiotik, yang seharusnya dihabiskan sesuai resep. Menyimpan sisa antibiotik bukan hanya memperbesar risiko resistensi bakteri, tapi juga bisa bikin kamu konsumsi obat yang udah rusak atau terkontaminasi.

Dengan memahami dan menghindari kebiasaan-kebiasaan ini, kamu bisa menjaga kualitas obat tetap optimal dan mencegah risiko kesehatan yang lebih besar.

Obat Bukan Barang Sekali Pakai

Ingat, obat itu alat bantu penyembuhan yang bekerja dengan sistem tubuh. Kalau kualitasnya menurun karena penyimpanan yang salah, maka dampaknya bisa bikin kamu tetap sakit, malah bisa lebih parah. Dan sayangnya, banyak orang baru sadar pentingnya penyimpanan yang benar setelah mengalami efek buruknya secara langsung.

Jadi, jangan anggap remeh cara menyimpan obat. Cuaca Jakarta Timur yang makin nggak menentu adalah pengingat buat kita semua bahwa perlindungan kesehatan nggak cukup cuma dari pola makan dan olahraga, tapi juga dari hal sekecil menyimpan obat dengan benar.

YouTube player