“Kesalahan dalam penggunaan ihram dan niat dapat berdampak pada keabsahan ibadah haji. Di sinilah peran petugas sangat vital sebagai pendamping ibadah, bukan hanya pelaksana teknis,” tegasnya.

Petugas juga diminta melakukan bimbingan manasik terakhir sebelum keberangkatan, terutama untuk memastikan pemahaman jemaah mengenai tata cara ihram dan niat miqat.

Penggunaan Kartu Nusuk Wajib Dipahami

Tak kalah penting, Zein menekankan penggunaan Kartu Nusuk, identitas digital yang wajib dibawa setiap jemaah selama berada di Tanah Suci. Petugas embarkasi diminta memastikan bahwa seluruh jemaah, termasuk lansia atau mereka yang belum akrab dengan teknologi digital, dapat memahami dan menggunakan kartu ini dengan baik.

“Pendampingan digital ini menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan pendekatan yang humanis dan intensif, kita bisa memastikan semua jemaah siap secara teknis dan mental,” ujarnya.

Kesiapan di Tanah Air Tentukan Layanan di Tanah Suci

Di akhir keterangannya, M. Zein menekankan bahwa layanan haji yang aman dan nyaman di Arab Saudi hanya dapat terwujud jika kesiapan dari tanah air benar-benar matang. Sinergi semua pihak, mulai dari level embarkasi, menjadi fondasi penting untuk pelayanan terbaik kepada jemaah.

“Kita percaya bahwa sinergi dan disiplin dari para petugas, dimulai sejak embarkasi, adalah fondasi dari pelayanan haji yang aman, nyaman, dan mabrur,” tandasnya.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah berharap seluruh petugas terus menjaga integritas dan komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah Indonesia, mulai dari keberangkatan hingga kembali ke tanah air. (*)

YouTube player