Selain itu juga ada petani bawang merah yang mengadopsi teknologi penangkap hama berbasis lampu yang didukung listrik oleh PLN. Salah satunya petani bawang merah di Brebes lewat program Si Kumbang (solusi kWh meter untuk petani bawang) yang dicetuskan PLN UP3 Tegal.

Ada pula cerita sukses petani bunga krisan di Tomohon yang menggunakan rekayasa teknologi lampu hingga peternak ayam yang menggunakan sistem kandang tertutup (closed house) untuk meningkatkan produktivitas mereka.

“PLN berpartisipasi aktif di program ini untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas petani. Kedua hal ini akan memudahkan petani go digital untuk menjual produknya di marketplace,” jelas Bob.

Di timur Indonesia, Bob menyebut juga telah hadir Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) pertama yang merupakan bagian dari program ini. ALMA di Maluku dan Maluku Utara diarahkan untuk mendukung pelaku usaha sektor perikanan dan kelautan melalui program Electrifying Marine.

“Seluruh inovasi ini diharapkan mempercepat peralihan energi berbahan fosil ke energi listrik yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Selain itu, tentu saja lewat program ini diharapkan sektor agrikultur di dalam negeri semakin cepat mengalami modernisasi dan memperkuat ekonomi digital Indonesia,” harapnya.

Di Sulawesi Selatan bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke 76, program Electrifying Agriculture juga merambah ke Kabupaten Maros. Hal tersebut ditandai dengan peresmian penyalaan listrik untuk pompanisasi sawah. Ada 2 pelanggan petani yang berhasil dinyalakan PLN dengan daya 23.000 VA dan 5.500 VA.

Peresmian teraebut dihadiri oleh Bupati Kab. Maros, Bapak H. Andi Syafril Chaidir Syam dan GM PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid.

Dalam sambutannya Bupati Kab. Maros, Bapak H. Andi Syafril Chaidir Syam mengaku bersyukur karena program PLN selaras dengan program pemerintah untuk mensukseskan bidang pertanian.