Dokter Atlet
Andi menamatkan studi Kedokteran dan menjadi dokter umum pada 2002. Lalu melanjutkan pendidikan S-2 dan menyandang gelar Magister Kesehatan pada 2011 dan studi spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di FK Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Andi tipe orang haus ilmu. Ia melanjutkan pendidikan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) UI Salemba Jakarta mengambil fellowship cedera olahraga dan arthroskopi. Kemudian lanjut lagi memperdalam fellowship cedera olahraga dan arthroskopi di Wonju Severance Hospital/ Yonsei University dan Jeju National University Hospital Korea Selatan.
Menanggapi kejadian yang menimpa atlet voli Megawati, dokter Andi ikut prihatin. Latihan rutin dan recovery yang cukup, menurutnya, tentu sangat dibutuhkan setiap atlet profesional seperti Megawati. Jika tidak latihan rutin tentu performanya akan menurun.
“Setiap atlet habis bertanding atau ikut turnamen selalu dianggap cedera,” kata dokter Andi. Hal itu semacam adagium di kalangan dunia sport medis. Karena itu, mereka perlu penanganan dan recovery yang maksimal dan komprehensif.
Kalau ditanya, apa yang paling ditakuti seorang atlet? Umumnya menjawab: cedera. Itulah momok yang selalu menghantui mereka.
Begitu cedera datang, dunia terasa gelap dan seakan kiamat bagi sang atlet. Terlepas sebesar apapun bakat atau sekonsisten apapun performanya selama ini. Apalagi jika yang dialaminya divonis kategori cedera parah. Impian prestasi dan karirnya terancam tamat.
“Cedera yang biasa dialami atlet pada tendon, ligament dan bantalan di sendi,” jelasnya.
Disela-sela obrolan kami, saya selipkan pertanyaan: Apa kaitan nama anda “Nusawarta” dengan profesi pewarta?
Dulu ayahnya suka “ngumpul” dengan teman-teman wartawan anggota PWI Sulsel di pulau kecil tak jauh dari daratan kota Makassar. Naik perahu dari depan Benteng Roterdam, tak sampai 30 menit nyampe. Ketika itu ada kongres wartawan di pulau kayangan. Lalu, ayahnya mengusulkan nama “Nusawarta”, yang artinya pulau para pewarta, ketimbang nama “pulau kayangan” yang tak punya makna heroik.Tapi ditolak walikota jaman itu.

Tinggalkan Balasan