Pemateri ketiga, Ahmad Ridha, memaparkan materi bertema “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Menurut dia, bertransaksi di lokapasar memberikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi konsumen, antara lain hemat waktu, jangkauan pengiriman barang, pilihan produk tanpa batas, perbandingan harga, dan banyak pilihan pembayaran. Sehingga, hal tersebut merupakan tantangan bagi warganet agar menjadi bijak dalam berbelanja dan mengelola keuangannya. “Kita harus mampu membeli bukan hanya untuk konsumsi, tetapi berbelanja untuk barang atau alat yang produktif,” tuturnya.

Adapun Pricilya Nelwan, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Investasi Aman dan Menguntungkan di Masa Pandemi Covid-19”. Ia mengatakan, investasi daring merupakan kegiatan penanaman modal untuk mendapatkan profit jangka panjang dengan cara digital melalui teknologi internet. Sejumlah instrumen investasi digital, misalnya peer to peer lending (P2P), reksadana, saham, deposito, emas, dan obligasi. Hal yang perlu diwaspadai dalam investasi, di antaranya kredibilitas broker, tingkat risiko, serta skema investasi. “Lakukan diversifikasi instrumen investasi daring,” imbuh dia.

Setelah pemaparan seluruh materi, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Vivi Zabkie. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Flidelin, bertanya tentang kemudahan lokapasar hingga banyak menawarkan hutang dan hubungannya dengan peningkatan perekonomian Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Ruisa Khoiriyah bilang, pinjaman menjadi upaya yang bagus selama ditujukan untuk pengembangan usaha yang produktif, tapi jika hanya untuk konsumtif justru menandakan keuangan yang tidak sehat.