Dalam SMKK, lanjutnya para penyedia harus mencapai standar minimal K4 yaitu standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan. Misalnya, untuk mencapai mutu bangunan yang berkualitas harus memenuhi standar peralatan yang dipersyaratkan, serta menggunakan material sesuai spesifikasi.

“Begitu juga pada aspek keselamatan, bukan hanya pada saat pekerjaan, namun pasca pekerjaan keselamatan pekerja harus diperhatikan,” pintanya.

Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf yang membuka kegiatan tersebut memberikan banyak masukan terkait perbaikan jasa konstruksi ke depan. Berdasarkan pengalamannya sebagai pengusaha selama ini, ia menemukan banyak permasalahan dan buruknya pelaksanaan konstruksi secara umum di Indonesia.

Menurutnya, pelaksanaan konstruksi yang terjadi selama ini akibat perencanaan dan pelaksanaan yang tidak matang. Misalnya, akibat penggunaan bahan material oleh rekanan yang tidak sesuai standar, maka bangunan konstruksi tersebut hanya bisa bertahan dalam beberapa tahun saja. Padahal seharusnya konstruksi itu direncanakan dengan daya tahan puluhan tahun, 20 sampai 30 tahun ke depan.

“Jangan konstruksi itu hanya bertahan dan dirasakan manfaatnya dalam satu periode pemerintahan saja. Lalu periode berikutnya direncanakan lagi dan itu terus berulang,” ungkapnya.

Untuk itu, Andi Utta sapaan akrabnya sudah memanggil dan meminta seluruh konsultan pengawas agar melakukan pengawasan pekerjaan dengan baik sesuai prosedurnya.

“Dalam mengawasi tidak boleh ada konflik interest dengan rekanan yang diawasi. “Jika memang ada kesalahan, tidak boleh ditolerir, siapa pun dia,” tegas Andi Utta.

Baca Juga : Lewat Bimtek, Pemkab Bantaeng Terus Tingkatkan Keterampilan SDM Koperasi

Untuk perbaikan konstruksi ke depan, Andi Utta juga berharap sedapat mungkin menerapkan teknologi dalam pelaksanaannya. Misalnya dalam pembangunan jaringan irigasi sudah menggunakan cetakan panel yang berstandar nasional. Selain kualitasnya terjamin, proses pekerjaannya juga lebih efektif dan efisien.