Jakarta, Rakyat News – Dengan asumsi produksi 140 ribu ton per hari, cadangan tambang Grasberg sebesar 2,1 miliar akan habis dalam kurun waktu sekitar 41 tahun.

Tambang Grasberg di Papua diprediksi akan beroperasi hingga 2054. Hal ini mempertimbangkan cadangan yang ada dan besaran produksi.

Senior Vice President Geo Engineering PT Freeport Indonesia Wahyu Sunyoto mengatakan, jumlah cadangan mineral mentah di tambang Papua itu mencapai 2,1 miliar ton. Sedangkan produksi Freeport saat ini 240 ribu ton per hari. Jumlah produksinya menurun dari sebelumnya 300 ribu ton per hari.

Namun, produksi itu juga bisa terus menurun hingga 140 ribu ton per hari. Dengan asumsi produksi sebesar  itu, cadangan 2,1 miliar akan habis dalam kurun waktu sekitar 41 tahun. “Kami perkirakan cadangan tersebut habis 2054,” kata dia di dalam diskusi ”Bagaimana Nasib KK Freeport” di Jakarta, Senin (20/3).

Agar dapat tetap beroperasi, Freeport Indonesia akan berusaha mengeksplorasi wilayah-wilayah tambang yang baru di Pegunungan Grasberg. Dengan begitu, minimal mendapatkan jumlah cadangan mineral baru sebanyak 2,3 miliar ton.

Atas dasar itu, Freeport meminta kestabilan investasi dari pemerintah. Sebab, Freeport berupaya mencari cadangan baru termasuk sampai menambang bawah tanah yang medannya sulit dan membutuhkan dana jumbo. Hingga 2041, Freeport minimal membutuhkan belanja modal sebesar US$ 2,3 miliar per tahun.

Selain itu, pencarian cadangan ini juga penuh risiko. Penyebabnya data-data geologi dari pemerintah juga belum sepenuhnya siap dan lengkap. Kendala geografis Papua yang berbukit dan dataran tinggi juga menjadi salah satu tantangan perusahaan untuk melakukan eksplorasi di kawasan itu.

”Karakteristik sangat berisiko bahkan untuk mendapatkan cadangan hanya 1 persen,” kata dia.