Sahariah, selaku wakiil dari UPT BPP (Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian) Kanreapia, menjelaskan bahwa dari puluhan kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Tomblopao, Kelompok Tani Parangta’juru menjadi satu-satunya kelompok yang lolos dalam screening dan siap untuk menjalankan program pendampingan tersebut.

Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya mewakili warga Desa Tonasa karena telah dipilih untuk menjalankan program pendampingan tersebut.

“Saya mewakili warga desa dan juga Kelompok Tani Parangta’juru mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yayasan Hadji Kalla karena telah memilih desa Tonasa dalam program pemberdayaan ini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala UPT BPTH Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Takdir yang juga hadir dalam kesempatan tersebut berharap bahwa petani bisa serius menjalankan program yang diamanahkan oleh Yayasan Hadji Kalla hingga berhasil.

Ia juga hadir untuk menyampaikan berbagai informasi terkait persyaratan administratif yang harus dijalankan oleh para petani dalam pembibitan alpukat.

“Kami juga datang untuk menyampaikan bahwa dalam program ini, para petani harus tau prosedur yang benar dalam pembibitan, karena petani diwajibkan memberikan label untuk setiap bibit yg ditanam serta mendapatkan nomor seri untuk masing-masing pohon agar semuanya terdata dengan baik oleh pihak BPTH”, jelasnya

Officer Bidang Economic & Social Care Yayasan Hadji Kalla, Heryanto, menjelaskan bahwa dalam program ini, ada 1.000 bibit alpukat varietas unggul dengan nama “Wina dan Kalibening”, yang telah diberikan kepada warga untuk ditanam dan dilakukan program produksi pembibitan.

Bibit-bibit yang diberikan oleh pihak Yayasan Hadji Kalla adalah varietas unggul yang bisa hidup di ketinggian 900 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut, bibit tersebut dipilih mengingat bahwa lokasi Desa Tonasa yang berada di ketinggian tersebut.