“Bibit ini ada dua jenis, namanya Wina dan Kalibening, di mana keduanya cocok untuk di tanam di ketinggian 900 hingga 1.200 meter”, jelasnya.

Dia melanjutkan bahwa program ini bersifat pemberdayaan dan jangka panjang, para petani tidak hanya diberikan bibit secara cuma-cuma, namun diberikan tanggung jawab untuk bisa menghasilkan bibit serupa yang juga unggul agar bisa kembali digunakan oleh Yayasan Hadji Kalla menjalankan program yang sama di lokasi lain.

“Kita tidak memberikan bibit ini bukan hanya untuk ditanam dan dipelihara, tapi kita harapkan para petani di sini bisa menghasilkan kembali bibit-bibit yang sama dengan kualitas unggul dan akan dikembalikan kepada pihak Yayasan Kalla agar bisa kembali digunakan di lokasi lain dan dilakukan program yang sama. Karena itulah kita melakukan perjanjian kerja sama tertulis dengan Kelompok Tani Parangta’juru, agar semuanya merasa punya tanggung jawab dan amanah dalam menjalankan program ini. Makanya kita akan tetap melakukan pendampingan hingga beberapa tahun kedepan”, lanjutnya.

Di sisi lain, Bapak Jufri, selaku ketua Kelompok Tani Parangta’juru berujar bahwa Ia dan kelompoknya siap untuk menjalankan program yang diamanahkan Yayasan Hadji Kalla dan berharap bahwa dalam waktu dua tahun ke depan, program ini bisa segera menuai hasil positif.

Baca Juga: CGO ke-75, Kalla Toyota Ulas All New Veloz

Di masa yang akan datang, program ini menjadi mercusuar baru dalam dunia pertanian di wilayah Indonesia Timur, di mana Desa Tonasa akan menjadi pusat pembibitan alpukat unggul di Sulawesi Selatan.

TONTON JUGA