JAKARTA – Masa pandemi Covid-19 hingga saat ini belum berakhir. Kali ini, virus tersebut kembali menghantui sejumlah negara dengan varian baru virus corona, yaitu jenis varian Omicorn.

Indonesia sendiri telah mengumumkan kasus temuan virus Omicron pertamanya, Kamis (16/12/2021) melalui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang menyebut bahwa satu orang petugas kebersihan di RS Wisma Atlet Kemayoran terjangkit varian tersebut.

Baca Juga: Kasus Omicron, Menkes: Sudah Vaksin, Kecil Kemungkinan Dirawat-Meninggal

Selain itu, Budi Sadikin juga sebelumnya telah mendeteksi jika terdapat lima kasus probable (kemungkinan) terinfeksi varian omicron. Lima orang tersebut kini tengah menjalani karantina.

“Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron. Jadi belum pasti omicron tapi karena kita melakukan tes PCR dengan spesifikasi khusus, kita mendeteksi ada 5 kasus probable omicron,” kata Budi Gunadi dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Tidak hanya di Indonesia, dilansir dari Newsnodes, hingga saat ini telah ada sebanyak 90 negara yang dikonformasi terkait penyebaran varian omicorn tersebut.

Hingga kini, data yang dikumpulkan dari laporan resmi tiap pemerintah masing-masing negara yakni total kasus yang dikonfirmasi menyentuh angka 21.3021 dan probable mencapai 79.030.

Berdasarkan data tersebut, rekor terbanyak dipegang oleh Inggris yakni mencapai 10.017 kasus. Disusul Denmark (6.047 kasus), Norwegia (1.498 kasus), Afrika Selatan (1.000 kasus), Amerika Serikat (319 kasus), dan Kanada (276 kasus).

Newsnodes mencatat, bahwa jumlah negara-negara itu tentu jauh lebih banyak daripada yang tercatat di GISAID. Lembaga independen yang mencatat varian corona berdasarkan sequences tersebut hanya menerima laporan dari 51 negara.

Meski omicron tidak menyebabkan gejala parah bagi orang yang mengidapnya, namun jenis varian ini lebih cepat menular ketimbang varian delta.

Baca Juga: Menkes Pastikan Belum Ada Transmisi Komunitas Omicron Masuk Indonesia