“Paling banyak Bulukumba, termasuk di 50 persen itu ada pak Bupati Bulukumba,” terang Buddy.

Baca Juga: Pemkab Bulukumba dan Desa Kambono Raih Perpustakaan Inklusi Sosial Terbaik 2021

Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf, mengapresiasi dan sangat mendukung rencana pembuatan film yang dibuat di Bulukumba dan mengangkat budaya lokal di Bulukumba yang dikenal dengan Butta Panrita Lopi. Ia juga menyarankan agar dalam judul film nanti bisa mempertimbangkan bahasa daerah. Tapi pada intinya film ini diharapkan dapat mengangkat citra Kabupaten Bulukumba.

“Tentunya dengan pembuatan film ini, ada feedback, bagaimana orang semakin mengenal Bulukumba dengan budayanya dan pesona alam Bulukumba, sehingga pariwisata kita juga semakin dikenal,” kata Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba.

Awalnya Andi Utta ditawari sama produser untuk menjadi Cameo di film ini sebagai Bupati Bulukumba, bersama Cameo lainnya seperti Kaka Slank dan Tara Basro.

Namun, karena Bupati Andi Utta mengaku punya pengalaman casting pada sebuah film di Jakarta sebagai punggawa ikan di pelabuhan, maka ia pun siap juga berperan di film ini.

“Di film ini, saya bisa memerankan pengusaha pembuat perahu, karena memang saya sering membuat perahu,” kata Andi Utta.

“Jadi Pak Bupati jadi bintang filmnya, tidak perlu jadi Cameo. Andi Utta langsung jadi pameran,” kata Buddy Ace menimpali pernyataan Andi Utta.

Sang Director Teddy Soeriaatmadja dalam testimoninya menyampaikan Pinisi adalah salah satu simbol bahwa bangsa Indonesia adalah nangsa pelaut, maritim, saya suka dan bersemangat untuk menyutradarai film ini.

Walaupun Pinisi adalah simbol kemaritiman Indonesia sejak lama, tetapi jarang sekali cerita yang meng-explorasi tentang hal ini. Maka ketika saya ditawari menyutradarainya, saya langsung bilang ya, apalagi, Bulukumba, tempat dimana Pinisi ini dibuat, adalah daerah yang juga sarat dengan daerah wisata yang eksotis mulai dari alamnya, pantai sampai dunia bawah lautnya.