Makassar, Rakyat News – Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Danny Pomanto menjadi narasumber diskusi panel bersama Ketua Divisi Pencegahaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Adliansyah Malik Nasution, dalam kegiatan Desiminasi Wajib Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan, dan Parkir kota Makassar.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Four Point by Sheraton, Selasa (9/4), juga menghadirkan narasumber, Ketua DPRD Makassar, Kapolrestabes Makassar, Kejaksaan Negeri Makassar, dan Direksi Bank Suselbar.

Dalam materinya, Danny mengatakan pajak menjadi penopang besar pertumbuhan ekonomi di Makassar. Karena itu ia menyebut pengusaha yang telah berkontribusi membayar pajak adalah adalah pejuang-pejuang kota Makassar. Ia pun meminta para pengusaha agar terus memiliki kesadaran taat membayar pajak, untuk keberlangsungan kota ini ke depan.

“Kita ini bukan kota industri, belum juga kota pariwisata, tapi struktur ekonomi kita tercipta dengan sangat luar biasa. Surabaya, Bandung, dan Semarang punya industri besar. Tapi kita bisa bandingkan, pertumbuhan ekonomi mereka rata-rata berkisar 6 persen lebih saja. Sedangkan Makassar mencapai 8,2 persen namun tetap pada tingkat inflasi rendah,” sebutnya.

Pertumbuhan ekonomi Makassar lebih tinggi dari Jawa karena kata dia kaki ekonomi di Jawa ditopang 2 core ekonomi saja yakni jasa dan industri. Jika dollar naik, industri goncang, buruh akan berdemonstrasi, maka pertumbuhan ekonomi di kota itu pun akan turun.

Sedangkan di Makassar ditopang 4 core ekonomi yang hampir sama rata. Yakni, 19 persen ekonominya ditopang industri pengelohan. Selanjutnya 17 persen dari jasa perdagangan, 17 persen yang lain bersumber dari makan minum, dan 14 persennya adalah properti.

Menurutnya, hal ini sangatlah baik bagi pelaku usaha. Pihak yang paling pertama menikmati pertumbuhan ekonomi tinggi dan tingkat inflasi rendah ini juga adalah terutama pengusaha hotel dan restoran.