TAIPEI — Taiwan telah memberi isyarat membatalkan rencana untuk membeli helikopter perang anti-kapal selam baru dari Amerika Serikat (AS), Kamis (5/5). Keputusan itu diambil dengan alasan harganya terlalu mahal.

“Harganya terlalu tinggi, di luar jangkauan kemampuan negara kita,” kata Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng saat memberikan keterangan kepada Parlemen.

Baca Juga : Usir Tujuh Diplomat Denmark, Kemenlu Rusia: Hubungan Bilateral Rusak

Taiwan sebelumnya mengatakan, berencana untuk membeli 12 helikopter anti-kapal selam MH-60R yang dibuat oleh unit Lockheed Martin Corp Sikorsky. Namun, media Taiwan melaporkan, AS telah menolak penjualan tersebut karena tidak sejalan dengan rencana pembelian.

Sedangkan dua pembelian senjata lainnya juga telah ditunda, yaitu sistem artileri Howitzer Self-Propelled Medium M109A6, dan rudal anti-pesawat Stinger bergerak. Namun, Chiu mengatakan Taipei telah menandatangani kontrak untuk Stinger Raytheon Technologies dan membayarnya.

Taipei akan menekan Washington untuk mengirimkannya.

“Kami tidak melihat penjualan senjata sebagai masalah sepele, dan kami memiliki rencana cadangan,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Taiwan mengatakan AS telah menawarkan alternatif untuk M109A6, termasuk peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin yang disebut Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS. Chiu mengatakan masih mempertimbangkan pilihan untuk itu.

Taiwan sedang melakukan program modernisasi militer untuk meningkatkan kemampuannya dalam menangkis serangan Cina, termasuk dengan senjata presisi seperti rudal. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah memperjuangkan konsep perang asimetris yang melibatkan pengembangan senjata berteknologi tinggi dan sangat mobile sehingga sulit dihancurkan dan dapat memberikan serangan presisi.