JAKARTA – Turki secara resmi mengubah namanya menjadi Turkiye dalam pakta pertahanan NATO. Ini terjadi ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan berkampanye untuk mengubah nama Turki menjadi Turkiye.

Baca Juga : Usai Pamer Aurat, TikTokers Buat Surat Pernyataan Minta Maaf

Dalam sebuah pernyataan, Misi Permanen Turki untuk NATO mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg untuk menggunakan nama baru.

“Turki telah memberi tahu aliansi untuk tentang perubahan nama resminya menjadi Turkiye,” katanya, Rabu (8/6/2022) dilansir The Daily Sabah.

Langkah itu dilakukan setelah Ankara mengajukan surat perubahan ke forum PBB pekan lalu. Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric mengatakan perubahan itu akan segera berlaku.

“Perubahannya segera. Surat resmi Turki yang meminta perubahan telah diterima di markas besar PBB, di New York pada hari Rabu,” katanya.

Wacana itu selaras dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sejak dahulu. Erdogan berpendapat bahwa kata ‘Turkey’ dalam bahasa Inggris identik dengan arti kalkun.

Menurutnya, dengan perubahan nama ini, Turki bisa menjadi perwakilan dari ekspresi budaya, peradaban, dan nilai-nilai Negeri Anatolia.

“Dalam rangka memperkuat nama Turkiye, dalam segala jenis kegiatan dan surat menyurat, terutama dalam hubungan resmi dengan negara lain dan lembaga dan organisasi internasional, Istilah Turkiye akan digunakan sebagai pengganti ‘Turki’, ‘Turkei’, ‘Turquie’ dan seterusnya,” jelasnya.

Baca Juga : Sri Mulyani Ceritakan Inflasi Indonesia ke Menkeu Turki dan Mesir