JAKARTA – Badan Intelijen Amerika Serikat (FBI) dituntut oleh 90 orang lebih korban kekerasan seksual dari seorang mantan dokter senam AS bernama Larry Nassar karena salah satu anggota dari FBI telah merusak proses penyelidikan kasus tersebut.

Baca Juga : Program Parenting Islam, YHK Bantu Tekan Angka Kekerasan Anak

 

Pesenam Tim USA, Maggie Nichols mengungkapkan bahwa sekarang adalah saatnya FBI diminta bukti pertanggung jawaban terkait kasus itu.

“Ini saatnya bagi FBI untuk dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya dilansir dari CNN Indonesia.

Hingga saat ini FBI masih belum memberikan respon apa-apa tentang tuntutan tersebut.

Tuntutan tersebut mencuat ketika Kementerian Kehakiman AS menyatakan bahwa akan tetap berdiri pada putusan sebelumnya yakni tidak memngajukan tuntutan pidana kepada mantan agen FBI yang diduga merusak kasus penyelidikan pada 2015 itu.

13 penyintas kekerasan seksual telah ajukan gugatan administratif terhadap FBI pada bulan April lalu dengan meminta uang sebesar $130 juta atau Rp1,8 triliun dari FBI atas tuduhan yang sama.

Pada September 2021 lalu, Biles dan Maroney memberikan kesaksian di hadapan panel Senat AS.

Rachael Denhollander  mengatakan bahwa mereka tidak seharusnya berada dilokasi itu jika FBI dapat menanggung kejadian yang terjadi.

“Kami tak seharusnya di sini jika FBI bertanggung jawab atas kegagalan tindakan mereka,” kata eks pesenam dan perempuan pertama yang menuduh Nassar melakukan pelecehan seksual, Rachael Denhollander.

Lanjutnya, hal itu berarti bahwa beban kembali menimpa orang-orang yang selamat karena mendorong reformasi tersebut.

“Dan itu artinya beban jatuh lagi kepada orang-orang yang selamat karena mendorong reformasi itu.”

Para korban menuduh FBI salah menangani kasus dan gagal bertindak berdasarkan bukti kuat yang diterima agen itu pada Juli 2015.