“Untuk wisata halal saya berharap fokus, karena kita sudah berhasil meningkatkan posisi kita ke posisi 2 sekarang kita harus menuju ke nomor 1 dan tentunya tambahan layanan atau extensional service ini dengan konsep need to have, good to have, dan nice to have,” katanya.

Sandiaga juga menyampaikan langkah-langkah pengembangan desa wisata di mana salah satunya Kemenparekraf menjalankan program familiarization trip (famtrip) ke desa wisata baik untuk pasar wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Pengembangan desa wisata merupakan salah satu fokus program dari Kemenparekraf yang juga sejalan dengan arahan Presiden karena desa wisata dinilai mampu menggerakkan ekonomi masyarakat, UMKM, menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan lingkungan.

Keberadaan desa wisata diharapkan dapat menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Tambahnya, destinasi wisata yang disebutkan kini menjadi trend dan Kemenparekraf tengah membuat terobosan baru yakni famtrip.

“Destinasi desa wisata ini sedang nge-hits banget, kita sekarang mendorong satu terobosan baru yaitu famtrip untuk pariwisata nusantara,” katanya.

Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, dalam kesempatan berbeda, menyampaikan optimistisnya terhadap sektor wisata halal yang akan bangkit lebih cepat dari tema wisata lainnya. Itu karena wisata halal punya karakteristik sesuai dengan tren kebutuhan wisatawan saat ini.

“Wisata yang bisa bertahan adalah yang punya karakteristik dan ini adalah wisata masa depan,” kata Riyanto.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membentuk tiga perilaku baru yang menjadi tuntutan bagi dunia pariwasata. Yakni proses digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi, kesehatan, serta pengendalian diri dari hura-hura yang kurang bermanfaat bahkan memberi dampak buruk pada tubuh.