Makassar, Rakyat News – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Ir. H. Agus Arifin Nu’mang, menerima kunjungan beberapa pejabat dari Australia Centre for Defence and Strategic Studies (CDSS) yang dipimpin langsung Kepala Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews di ruang kerja Gubernur Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/17).

Rakyat News
Foto: Agus Arifin Nu’mang, menerima kunjungan langsung Kepala Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews di ruang kerja Gubernur Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/17).

Menurut Kepala Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews bahwa kedatangan CDSS yang merupakan lembaga ketahanan dan pertahanan Australia di Provinsi Sulawesi Selatan adalah untuk mengetahui dan mengkomunikasikan tentang isu terkini di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam pertemuan tersebut, para peserta CDSS mengajukan beberapa pertanyaan tentang keragaman masyarakat Sulawewsi Selatan, pembangunan infrastruktur dan ekonomi Sulawesi Selatan kepada orang orang nomor dua Sulawesi Selatan itu.

Dihadapan 15 peserta CDSS, Agus Arifin Nu’mang menjelaskan bahwa di Sulawesi Selatan terdapat empat etnis, yaitu Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja, begitu juga pemeluk agama seperti Islam, Kristen, Budha dan Hindu. Dia juga menjelaskan bahwa dalam keragaman itu, mereka hidup dalam bingkai kebersamaan dan saling menghormati.

Mantan Ketua DPRD Sulawesi Selatan itu juga memperkenalkan beberapa pembangunan Infrastruktur yang mendukung perekonomian di Sulawesi Selatan seperti, New Port, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, pembangunan Kereta Api dan pembangunan bendungan.

Agus Arifin Nu’mang menceritakan kalau suku bugis dari dulu gemar berlayar mengarungi lautan sehingga orang bugis hampir ada dimana mana dan selalu berdiam didaerah pesisir pantai sebagai nelayan, olehnya itu dia berharap ada kerjasama antara Pemerintah Sulawesi Selatan dengan Australia untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat nelayan untuk memperkenalkan batas teritorial antara kedua negara agar tidak ada lagi pelanggaran karena tidak mengetahui batas teritorial negara lain.

“sebaiknya ada kerjasama untuk mensosialisasikan dan memperkenalkan batas teritorial kedua negara kepada masyarakat nelayan yang pencahariannya dilaut dengan memberikan gambar atau peta batas teritorial Indonesia dan Australia,” ujar Agus.

Sumber: Sulselprov.go.id