JAKARTA – Ponsel milik anggota keluarga dari Brigadir J yang menjadi korban penembakan mengaku disadap orang tak dikenal selama kejadian di rumah Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga : Kasus Penembakan Sesama Polisi Terasa Janggal, IPW Angkat Suara

Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengatakan mulanya beberapa anggota Mabes Polri mendatangi kediaman Brigadir J pada Senin (11/7) malam yang salah satu dari rombongan itu melarang pihak keluarga Brigadir J mengeluarkan ponsel hingga mengambil gambar.

“Jadi sekarang HP kami tidak bisa kami gunakan lagi. Sudah disadap orang itu HP kami semua,” kata Rohani dilansir dari CNNIndonesia.com.

Ia menuturkan total ada lima buah ponsel yang telah disadap. Kini pihak keluarga Brigadir J tak lagi bisa berkomunikasi dengan siapapun.

“HP yang ada di rumah kami lima sudah disadap, enggak bisa kami pakai lagi komunikasi sama siapapun. Kami tidak bisa komunikasi lagi,” ujarnya.

Brigadir J tewas ditembak Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) lalu. Namun kasus ini baru diungkap polisi ke publik tiga hari kemudian.

Bharada E selaku pelaku penembakan merupakan seorang ajudan pengamanan Sambo. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan juga menyebut peristiwa ini dipicu oleh aksi Brigadir J yang diduga melakukan pelecehan dan menodongkan senjata ke istri Ferdy.

“Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke istri Kepala Kadiv Propam [Ferdy Sambo], itu benar,” jelasnya.

Bharada E mendengar teriakan dari istri Sambo, kemudian mendatangi tempat kejadian. Namun Brigadir J langsung menodongkan pistol dan menembak Bharada E.

Ramadhan mengungkap Bharada E mengeluarkan lima tembakan kepada Brigadir J, sementara Brigadir J mengeluarkan tujuh tembakan pada Bharada E. Namun, Bharada E tak terkena luka tembak sama sekali.