JAKARTA – Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardana mengatakan bahwa Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe terima serah kuasa dari Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa yang kabur ke Maladewa di tengah amukan massa.

Baca Juga : Niat Hati Ingin Kabur, Presiden Sri Lanka Terombang-ambing di Bandara

Sekretaris Media Wickremesinghe, Dinouk Colombage mengatakan bahwa Ranil langsung melakukan deklarasi darurat negara dan menerapkan jam malam di provinsi barat.

“Perdana Menteri [Wickremesinghe] sebagai presiden sementara telah mendeklarasikan darurat negara [di seluruh kawasan negara] dan menerapkan jam malam di provinsi barat,” ujarnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Kondisi di Sri Lanka kian tak menentu setelah Gotabaya berhasil kabur ke Maladewa menggunakan pesawat militer pada Rabu, di hari ia dikabarkan bakal mengumumkan pengunduran diri.

Ia kabur usai massa menduduki rumahnya dan kediaman Wickremesinghe akhir pekan lalu.

Berdasarkan konstitusi Sri Lanka, PM memang akan langsung mengambil alih kekuasaan jika presiden mundur.

Namun, sebelumnya Wickremesinghe sendiri sebenarnya sudah menyatakan bakal mundur dari posisi PM.

Massa pun menggeruduk rumah Wickremesinghe pada Rabu. Mereka mendesak Wickremesinghe agar segera mengumumkan waktu pasti pengunduran diri.

Aparat dilaporkan langsung menertibkan massa dengan berbagai cara, salah satunya dengan menembakkan gas air mata.