JAKARTA – Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulsel di bawah kepemimpinan Taufan Pawe (TP) yang kini mengalami keretakan terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah, kisruh di DPD Golkar Sulsel terutama dipicu oleh sikap arogan Taufan Pawe (TP).

Selain itu, ada persoalan perlakuan diskriminatif yang dilakukan TP terhadap para kader senior Golkar yang selama ini telah ikut membesarkan Partai Golkar di Sulsel.

TP dinilai lebih memberikan tempat kepada mereka yang kategori new comer (pendatang baru) di tubuh Partai Golkar Sulawesi Selatan, dengan menyingkirkan kader-kader lama yang memiliki basis massa besar.

Agar konflik internal partai bisa dicegah, jangan sampai berkepanjangan, Trubus mengimbau, Taufan Pawe sebagai pimpinan partai harus melakukan dialog dan koordinasi dengan para kader di kalangan DPD provinsi sampai ke tingkat bawah.

“Harusnya Pemimpin itu bisa merangkul semua, akomodatif, mengayomi semuanya. Jangan diskrimatif memarjinalkan mereka yang kategori senior. Saya melihat ada arogansi dari yang baru ini,” ujarnya, di Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Dia melihat, dengan membiarkan seperti itu cara yang paling efektif untuk membuat orang-orang lama tanpa memikirkan kontribusi orang-orang lama itu sangat besar karena disitulah lumbung-lumbung suara.

“Mereka sudah berdarah-darah membangun Golkar sejak 1975. Seharusnya era-era Akbar Tanjung tetap di tegakkan. Artinya nilai luhur dari roh antara senior dan yunior saling melengkapi, saling menghormati,” katanya.

Tapi, lanjutnya, sekarang sudah berbeda lebih cenderung menempatkan arogansinya itu. “Saya melihat ini kelemahan kepemimpinan dari DPD Partai Golkar Sulsel yang baru. Dari sisi tata kelola, perencanaannya, tidak memikirkan efek domino ke depannya, lumbung suara akan lari ke partai yang lain,” tuturnya.