JAKARTA – Perusahaan ritel H&M sebelumnya telah menghentikan penjualan sejak Maret 2022 dan saat ini telah memutuskan untuk cabut dari Rusia karena melihat serangan yang terus dilakukan oleh Rusia ke Ukraina.

Baca Juga : Akibat Perang Rusia-Ukraina, Pembuat Roti Afrika Gunakan Tepung Singkong

CEO Grup H&M, Helena Helmersson mengatakan bahwa hal itu sesuai dengan pertimbangan yang melihat dari situasi wilayah untuk melanjutkan bisnisnya di Rusia.

“Setelah mempertimbangkan dengan cermat, kami melihatnya sebagai hal yang tidak mungkin mengingat situasi saat ini untuk melanjutkan bisnis kami di Rusia,” jelasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Lanjutnya, akibat keputusan ini, H&M juga meminta maaf kepada para pegawainya yang pastinya bakal kehilangan pekerjaan.

“Kami sangat sedih tentang dampak ini pada rekan-rekan kami dan sangat berterima kasih atas semua kerja keras dan dedikasi mereka,” imbuh Helmersson.

H&M menambah deretan dari perusahaan besar yang memilih cabut dari Rusia menyusul McDonald’s, Starbucks, Shell, ExxonMobil hingga Netflix.

Perusahaan ritel ini tercatat memiliki 6.000 karyawan selama beroperasi di Rusia sejak 2009. Akibat penutupan ini, H&M memperkirakan perusahaan bisa kehilangan pendapatan hingga US$192 juta.

“Ini akan berpengaruh di kuartal III-2022,” kata H&M.