JAKARTA – Ranil Wickremesinghe yang merupakan yang merupakan pria berusia 73 tahun dan telah melebarkan sayapnya menjadi perdana menteri sebanyak enak kali, kini dilantik menjadi presiden Sri Lanka dan mengucap sumpah di hadapan Jaksa Agung Sri Lanka, Jayantha Jayasuriya pada Kamis (21/7).

Baca Juga : Sukacita Warga Sri Lanka Setelah Gulingkan Presiden

Maka dengan itu, Wickremesinghe resmi memimpin Sri Lanka hingga 2024 untuk menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang kabur akibat diamuk massa di tengah krisis.

Ia dilantik di tengah protes warga. Para demonstran menolak pelantikan ini karena menganggapWickremesinghe merupakan kroniRajapaksa.

Kini, Wickremesinghe pun memperkuat cengkeramannya di kancah politik Sri Lanka setelah sempat enam kali menjadi perdana menteri.

Ia pertama kali menjadi PM pada 1993-1994, kala eks presiden Ranasinghe Premadasa tewas dalam serangan bom di tengah perang sipil melawan separatis Tamil.

Wickremesinghe kembali menduduki kursi PM pada 2001-2004. Pada 2015-2018, Wickremesinghe merebut takhta itu lagi.

Ia mempertahankan kursi PM di periode 2015-2018, tapi kemudian digantikan Mahinda Rajapaksa selama dua bulan pada 2018.

Setelah itu, Wickremesinghe kembali menjadi PM pada 2018-2019. Terakhir kali, Wickremesinghe merebut kursi PM lagi pada 2022.

Selama di dunia politik, Wickremesinghe dikenal dekat dengan keluarga Rajapaksa. Ia sempat dituduh melindungi keluarga Rajapaksa agar terhindar dari hukuman karena dituduh melakukan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Kini, ia juga disebut-sebut bakal membuka jalan bagi dinasti Rajapaksa untuk kembali ke politik Sri Lanka.

Salah satu pastor Katolik, Jeevantha Peiris mengatkana bahwa masyarakat Sri Lanka pun berkali-kali mengungkapkan penolakan mereka atas Wickremesinghe, mulai dari membakar kediaman pribadinya hingga menyerbu kantor PM.

“Ranil Wickremesinghe harus turun karena dia membela sistem korupsi ini dan dia telah gagal lima kali sebagai perdana menteri sebelumnya,” ungkapnya dilansir dari CNNIndonesia.com.