Dalam memimpin Timor Leste kali ini, ia mengaku merasa lebih mudah dibanding periode pertama.

“Lebih mudah karena pada 2007 saya mewarisi krisis politik dan keamanan serius, dan Timor Leste sangat terpecah belah,” ujar Ramos.

Menurut dia, di tahun-tahun tersebut Timor Leste memiliki masalah di tubuh militer, kepolisian dan kekerasan sehingga mempersulit dirinya menjalankan roda pemerintahan.

“Hari ini, Timor Leste adalah oase ketenangan. Kami tak punya kekerasan berbasis etnik, tak punya kekerasan politik, kami tak punya kekerasan agama, tak ada radikalisme agama atau politik,” ucap dia.

Ramos juga yakin Timor Leste tak punya kejahatan terorganisir, bahkan ia kerap bersenda gurau dengan diksi ‘terorganisir’.

“Kadang saya bercanda, ‘Kami tak punya kejahatan terorganisir karena kami negara yang sangat tidak terorganisir’. Tak ada yang terorganisir,” tutur dia.