PANGKEP – Kasus stunting pada anak dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan kapasitas intelektual. Merespon hal tersebut, Pusat Penelitian dan pengembangan (Puslitbang) Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan kajian riset dan Penyuluhan terkait hal tersebut.

Baca Juga : Cegah Stunting, Pendekatan Budaya di Launching di Lembaga Adat Galesong

Bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, serta Pengembangan daerah (Bapelitbangda) Pangkep juga melaksanakan Penyuluhan kesehatan dan menyasar pemeriksaan gigi mulut anak Stunting di Desa Bulu Cindea, Kabupaten Pangkep, Rabu, (27/7/2022).

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada LP2M, Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad Sp.KGA(K-KKA).,M.Kes.,FSASS. mengatakan kesehatan mulut adalah komponen penting dalam kesehatan tubuh yang secara komprehensif dikarenakan rongga mulut yang sehat, dapat memfasilitasi konsumsi makanan bergizi dengan benar serta menjaga kualitas hidup dan produktivitas.

“Makanya dengan dilakukannya pemeriksaan gigi mulut anak-anak di Pangkep merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak secara komprehensif. Sehingga mencegah terjadinya stunting,” ucapnya.

Lebih lanjut, Prof Harun mengatakan kebetulan kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ini, juga terkait dengan bagian dari riset dan kajian penanganan stunting di Sulawesi Selatan (Sulsel) dimana sebelumnya telah dilakukan dibeberapa kabupaten seperti Jeneponto.

“Kalau di Pangkep itu ada sekitar 61 anak yang di ajak memeriksakan gigi dan mulutnya. Mereka ini sudah di data dari Dinkes setempat. Ini juga bagian dari upaya kami sebagai team dari SDGs Unhas yang salah satu fokusnya adalah tentang stunting,” ucapnya.

Staf pengajar dan peneliti yang meraih gelar guru besarnya di usia 47 tahun tersebut juga menuturkan bahwa harapannya bukan hanya Pangkep sebagai sasaran riset dan pengabdian, tetapi beberapa kabupaten lagi akan disasar sesuai dengan kesiapan daerah tersebut. Sebab program ini akan dilihat jangka panjangnya terkait stunting di beberapa wilayah.

Baca Juga : Tekan Angka Stunting, Aliyah Mustika Ilham Meriahkan Lorong 10 Banta-bantaeng

Mereka akan membuat kajian dan mencoba menjadikan desa sasaran sebagai desa binaan, melihat apa permasalahan yang muncul di permukaan yang ada di Kabupaten terkait kesehatan anak dan upaya maksimal dalam mencegah kejadian stunting.

“Rencananya kita usahakan semua Kabupaten di Sulsel, tetapi tentunya harus dibicarakan dan mendapat persetujuan ketersediaan komunikasi dengan pemerintah setempatnya. Ini kami mau bidik lagi untuk Kabupaten Maros,” ucap pria yang merupakan spesialis kedokteran Gigi Anak Konsultan.

Hasil dari kegiatan tersebut adalah dalam bentuk rekomendasi kebijakan strategis terkait stunting dan Bagaimana kedepan puslitbang kesehatan dan LP2M Unhas

Tambahnya, bersama para Dosen dengan kompetensi kesehatan terkait, termasuk dokter spesialis anak, ahli gizi, spesialis gigi anak dalam melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatandi kabupaten se-Sulawesi selatan.

Semuanya berupaya menekan angka kejadian Stunting. Sebab hal tersebut sudah menjadi persoalan nasional. Persoalan stunting, merupakan salah satu yang mempengaruhi kecerdasan anak yang merupakan generasi bangsa.

Salah satu hasil rekomendasi kebijakan yang dihasilkan, yakni memperkuat dan membuat strategi monitoring dan evaluasi tingkat kabupaten. Ini terhadap program dan pelaku program penanganan stunting, upaya yang lebih baik dan terstruktur.

Lanjut Prof Harun, diperlukan penetapan sasaran output dan outcome yang sistematis program penanganan stunting kabupaten. Visi Zero stunting 2026 sudah baik, namun tiap tahun, diperlukan sasaran-sasaran antara berupa output dan outcome yang terukur.

Salah satu hal yang bisa menjadi tolok ukur keberhasilan, utamanya program penanganan stunting daerah adalah kesesuaian data stunting. Juga malnutrisi lain, yang dilaporkan secara internal dengan audit eksternal seperti data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan tiap tahun.

“Bisa pula Pemerintah Daerah melakukan audit dengan bantuan pihak eksternal, seperti dari perguruan tinggi atau yang lain. Ini untuk evaluasi outcome program yang sementara dan telah berjalan. Tujuannya untuk mengetahui efektifitas program dan merencanakan perbaikan-perbaikan program jika diperlukan,” ucapnya.

Baca Juga : Tindak Lanjuti Instruksi Wali Kota, Disnaker Makassar Percepat Data Base Informasi Longwis