JAKARTA – Warganet kini dihebohkan tentang aksi pencopotan yang dilakukan oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka terhadap anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Baca Juga : Anggota Paspampres Buat Gibran Meradang, Ini Respon sang Komandan

Yang menjadi perdebatan di media sosial adalah kewibawaan militer dan tata krama Gibran sebagai pemimpin.

Hal tersebut terjadi saat anggota tim advance Paspampres, Hari Misbah tengah mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi yang akan ke Boyolali dan Sukoharjo memukul sopir truk pada Simpang Empat Giri Mulyo, Manahan, Solo, Selasa (9/8).

Kronologi berawal saat kendaraan yang dinaiki Hari beserta rombongan menerobos lampu merah dan berpapasan dengan truk yang melaju dari sisi lain yang lampu lalu lintasnya berwarna hijau, kemudian tabrakan tidak dapat dihidari sehingga kedua kendaraan alami kerusakan.

Sejumlah penumpang, yang diketahui sebagai anggota Paspampres, keluar. Sopir pun terkena pukulan dan SIM-nya diambil.

Mendengar kabar tersebut, Gibran mencari Misbah dan perusahaan rental mobil untuk mediasi di Balai Kota Solo, Jumat (12/8). Gibran menilai perbuatan Hari mempermalukan keluarga Presiden Jokowi.

Saat Misbah menyampaikan permintaan maaf di hadapan wartawan, Gibran tampak menarik kasar masker Misbah dan melemparnya ke lantai.

Dalam sebuah cuitan warganet dengan nama akun @hantsutomo menuliskan bahwa Gibran dianggap tidak etis dalam berperilaku sebab merupakan pejabat dan bagaimanapun juga harus dapat mengendalikan emosi.

“Masalahnya si Gibran kan punya jabatan ya di sana, jadi tetep aja gak etis. Gimanapun harus bisa ngontrol emosi,” tulis akun tersebut dilansir dari CNNIndonesia.com.

Senada, akun @feri_ulakan menilai aksi pencopotan masker itu mencerminkan ketidakpahamannya atas hukum.

“Cara yang kau mencopot masker memperlihatkan kau oramg nggak paham aturan.Kau itu walikota kalau ada yang salah secara hukum kau lapor polisi,kalau salah etika kau nasehatin,” cetusnya.

Akun @rudisarupa menilai cara Gibran itu “kurang sopan”. “Marah boleh, tapi ingat mereka itu tentara loh, harus tetap di jaga wibawanya,” ucap dia.

Di pihak lain, akun @shirokichan_ mengatakan anggota Paspampres itu mestinya yang berpikir soal masalah kewibawaan satuannya, bukan malah Gibran.

“Terus kenapa kalo tentara? Harus lebih istimewa gitu? Tentara diberi tugas untuk melindungi rakyat dan bangsanya bukan memukuli rakyat,” kicaunya.

Sejalan, akun @TvBlora menilai anggota TNI yang arogan mestinya mendapat sanksi lebih berat dari sekadar pencopotan masker di depan umum.

“Tentara klo arogan mukulin warga gak bersalah ya mending dipecat aja….. Baru di lepas masker aja kok ribut… Coba klo gantian dipukul? Mikirlah sikit pak,” ujar dia.

Akun @Lily_Lovely7 pun menyindir tentara itu sambil menyebut, ‘Wibawa?? Emang pas mukul dia msh punya wibawa?? Ky preman iya’.

Merespons wacana di media sosial itu, Gibran mengaku pencopotan masker itu dilakukan karena tindakan Hari.

“Dia sudah memukuli warga saya,” ujar dia di akun @gibran_tweet, Jumat (12/8),

Maka dari itu wibawa korban harus Gibran jaga.