Presiden Turki Recep Erdogan mengatakan: “Karena upaya pembersihan puing-puing masih terus berlanjut di banyak bangunan, kami tidak tahu seberapa tinggi jumlah korban tewas dan luka-luka akan meningkat.”

Turki mengatakan 2.379 orang tewas dan 13.293 orang terluka, sementara setidaknya 1.444 orang diumumkan tewas di Suriah pada Senin malam, sehingga total korban tewas di kedua negara tersebut menjadi 3.823 orang.

Namun para ahli geologi memperingatkan jumlah korban bisa mencapai 10.000 orang. Ketika tim penyelamat di kota Adana, Turki, berusaha menjangkau seorang korban yang tertimbun reruntuhan, ia terdengar berkata: “Saya tidak memiliki kekuatan lagi.” Tidak diketahui apakah dia selamat.

Suhu rendah yang keras dan badai hujan juga menambah masalah setelah gempa, dengan seorang korban selamat di Suriah utara yang menyamakan kondisi tersebut dengan “kiamat”.

Menggambarkan keadaan di lapangan, anggota parlemen provinsi Hatay, Turki, Huseyin Yayman, mengatakan: “Banyak yang terjebak. “Banyak bangunan yang rusak. Orang-orang berada di jalanan. Saat ini sedang hujan, ini musim dingin.”

Gempa melanda pada pukul 4.30 pagi kemarin, menghancurkan bangunan-bangunan dari Aleppo dan Hama yang dilanda perang di Suriah hingga ke Diyarbakir di Turki, lebih dari 200 mil ke arah timur laut. Lingkungan-lingkungan di sekitarnya luluh lantak dalam hitungan detik.

Kengerian awal berkekuatan 7,8 SR diikuti oleh gempa susulan, salah satunya berkekuatan 7,7 SR. Gempa tersebut mengguncang Timur Tengah, membangunkan orang-orang di Beirut, Kairo, dan Damaskus. Getarannya terasa hingga ke Greenland.

Di Suriah, banyak korban yang tinggal di rumah-rumah dan kota-kota yang sudah hancur akibat perang saudara selama 11 tahun. Empat juta orang yang mengungsi dari bagian lain negara itu berada di zona gempa.