MAKASSAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Advokasi dan KIE Tentang Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting untuk Mitra Kerja dan Pemangku Kebijakan Daerah, bertempat di Swissbell Inn Makassar yang digelar selama dua hari (27-28/8/2022).

Baca Juga : Bupati dan Ketua TP PKK Takalar Terima Penghargaan Tertinggi dari BKKBN Pusat

Ketua Panitia, Irmawahyunk Bachtiar, mengatakan stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau dari anak umur 0 – 2 tahun.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting adalah praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan.

“Selain itu, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk pelayanan ANC – Antenatal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post-Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas, masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi juga menjadi faktor-faktor yang cenderung menyebabkan stunting,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala perwakilan BKKBN provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani mengatakan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2022, Pelayanan Kesehatan menjadi Kegiatan Prioritas untuk mendukung peningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing. BKKBN mendukung hal tersebut dengan melakukan pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).

Promosi dan KIE mengenai Pengasuhan 1000 HPK sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun menjadi kegiatan untuk mendukung intervensi tersebut dengan target kegiatan adalah keluarga baduta yang terpapar 1000 HPK.

“Pemberdayaan keluarga terhadap pengasuhan yang benar dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga terhadap sadar gizi dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan stimulasi yang tepat sehingga tumbuh kembang anak optimal, salah satunya dilaksanakan melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB),” ujarnya.

Kegiatan yang dilakukan melalui penyuluhan yang dilakukan oleh kader BKB kepada orangtua dan anggota keluarga lain, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.

Berdasarkan Hasil PK21, Jika dilihat jumlah desa yang ada di Sulawesi Selatan sebanyak 3.060 desa dan terdapat 759 desa yang belum memiliki kelompok BKB. Sedangkan kelompok BKB yang terdaftar di aplikasi newsiga sebanyak 3094 kelompok.  Perlu diidentifikasi ulang apakah kelompok yang terdaftar tersebut benar-benar ada dan aktif melakukan kegiatan. Sehingga kedepan penentuan alokasi kegiatan dan anggaran menjadi tepat sasaran.

Adapun rencana Program Prioritas Promosi dan KIE 1000 HPK untuk tahun 2022 sasarannya mencakup 24 kabupaten dan kota dengan kegiatan, yakni Advokasi kepada pemangku kebijakan daerah tentang promosi dan KIE 1000 HPK dalam pencegahan stunting.

Diharapkan dalam kegiatan ini menghasilkan komitmen pemangku kebijakan dan mitra kerja di tingkat kabupaten dan kota sebagai upaya percepatan penurunan stunting maka diperlukan sinegritas dan kolaborasi lintas sektor yang diwujudkan dalam bentuk dukungan anggaran kegiatan promosi media dan KIE pengasuhan 1000 HPK melalui kelompok BKB.

Kegiatan ini diikuti oleh OPD daerah, dinas pemerintahan, hingga mitra kerja provinsi yang terdiri dari Dinkes, PKK, IBI, dan IDAI kegiatan ini dilakukan mengingat Stunting menjadi salah satu masalah yang perlu diperhatikan.