Seperti contoh masjid kecil di dekat rumah saya, tiap jum’at, kondisi keuangan masjid di laporkan oleh pengurus, dan hasilnya, kas masjid sampai berpuluh-puluh juta. Itu baru masjid kecil, bagaimana dengan yang besar? Mungkin bisa mencapai ratusan juta.

Di samping banyaknya kas masjid, ada otak-otak jahat yang tergiur ingin memilikinya. Dan sasaran yang paling mudah ialah mediator pendapatan masjid, ya … celengan.

Baru-baru ini, 2 remaja di Luwu Utara nekatmencuri celengan masjid. Padahal kedua remaja ini masih berusia belasan tahun, namun telah berani melakukan tindakan seperti itu.

Beruntung, remaja tersebut tidak di amuk massa, padahal ia telah tertangkap basah oleh sekumpulan orang, saat menjalankan aksinya. (Sumber: makassar.tribunnews.com)

Kita bisa mengasumsikan 3 faktor, mengapa hal tersebut bisa terjadi:

1. Lemahnya pendidikan keluarga

Selo Soemarjan (1962) dan Abdullah (dalam Roucek dan Warren, 1994:127) menyebutkan bahwa keluarga adalah kelompok inti dalam masyarakat, sebab pendidikan pertama yang diterima seseorang secara alamiah ada dalam keluarga. Dalam keluarga anak di ajarkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjalani kesehariannya.

Dalam pendidikan keluarga inilah yang membentuk karakter dasar, jika nilai-nilai kebaikan telah di tanamkan dalam diri seseorang sejak kecil, maka nilai-nilai itulah yang dibawa sampai dewasa, in shaa ALLAH.

Jadi, dalam keluarga perlu adanya pendidikan karakter, dan pemberian contoh yang baik, bagi anak-anak dalam keluarga tersebut.

Besarnya peranan orang tua terhadap anak, juga telah dikuatkan oleh sabda RosûlulLâh, “Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)

2. Teman bergaul

Seseorang akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan temannya, jika temannya baik, ia bisa jadi ikut baik juga.