Menerawang Iklim Indonesia; Reformulasi Strategi Kesehatan Masa Depan
Penuturan yang sama tentang dampak dari perubahan iklim terkhusus pada kesehatan pun diserukan langsung oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, dalam acara Kick of Meeting Proyek ICCTF-Kemenkes “Kajian Kerentanan: Pemetaan, Penilaian, dan Adaptasi Berbasis Masyarakat pada Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Malaria”, yang menegaskan bahwa “Indonesia merupakan wilayah endemik untuk beberapa penyakit yang perkembangannya terkait dengan pertumbuhan vektor pada lingkungan, dan hal itu harus disikapi serius oleh seluruh lapisan masyarakat”.
METAFORA IKLIM GLOBAL; Korelasi antar Fenomena Alam dan Penyebabnya.
Perubahan Iklim merupakan hal yang sudah tidak asing lagi diketahui, namun sangat sedikit yang menyadari bahaya dan dampaknya harus lugas terantisipasi dari sebuah kebiasaan sederhana tetapi memiliki impact yang positif bagi tatanan Alam. Iklim dalam siklus perubahannya secara historikal sudah dirasakan efek dan gejalanya pada puluhan juta tahun yang lalu, yakni ditandai dengan adanya peningkatan radiasi matahari akhirnya membuat sebagian wilayah belahan dunia yang tertutupi es sudah mulai mencair sehingga muncul distabilitas air laut yang diramalkan akan menenggelamkan berbagai belahan dunia, dan terkhusus efeknya pada Indonesia, berdasarkan data yang dilansir dalam laporan Maplecroft’s Climate Change Vulnerability Index (Indeks Dampak Perubahan Iklim) yang termuat dalam Straits Times ; bahwa dengan kenaikan air laut yang akan mencapai 90 cm, akan mengancam 42 juta jiwa Penduduk Indonesia yang menetap dekat laut dalam minimal radius 5 km.
Berbicara Konsekusensi dari perubahan iklim secara garis besar dititik beratkan pada studi yang kerap kali ditinjau dari masa lampau dan peramalan masa depan tentang pengukuran perubahan temperatur udara, ketebalan dan ketahanan es, dan indeks peningkatan air laut. Namun, pada perkembangan studi mengenai perubahan iklim dewasa ini, para ilmuwan pun memahami perspektif pembangunan gedung, kepadatan penduduk, pembabatan hutan yang marak dilakukan menjadi kondisi serius yang akhirnya memunculkan banyak gejala hingga fenomena iklim ekstrem yang saling mempengaruhi antar sektor besar dalam keberlangsungan hidup manusia, yakni; Sektor Pertanian, Sektor ketersediaan air, Sektor Pesisir, dan Sektor Kesehatan.
Siklus subjektif yang menunjukkan perubahan iklim zaman ini disimpulkan secara runut dalam keberlangsungannya yang saling mengontaminasi yaitu diawali dengan meningkatnya angka konsentrasi, akhirnya menghalangi pantulan radiasi matahari dari bumi, sehingga lapisan ozon yang terdapat di atmosfer akan menipis dan daya penyerapan radiasi infrared + CO2 akan lebih banyak dipantulkan kembali ke bumi ditambah dengan menembusnya panas matahari langsung akibat atmosfer lapisan bumi yang dari waktu ke waktu akan mengalami pelepasan lapisan yang tidak dapat diperkirakan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan