RAKYAT.NEWS, KULONPROGO – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar meminta data desa tentang warga untuk identifikasi target dan pencapaian pembangunan desa.

Pembaharuan data itu berfungsi sebagai acuan berkala dalam ketepatan perencanaan pembangunan desa. Sekaligus ketepatan dalam pendistribusian bantuan, sehingga relevan dengan asas penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik.

“Ketika (kepala desa) ditanya berapa penduduk desa sampeyan (anda) hari ini, maka jumlah penduduk desa saya hari ini laki-laki 1.725, perempuan 2.250, dudanya 200, jandanya 300. Dan itu data dari seminggu yang lalu. Nah itu baru data desa,” ujar Halim di Kulonprogo, DIY, pada Minggu (26/11).

Halim mengungkapkan, prasarana telematika, sarana komputer, kemudahan mengembangkan teknologi informasi saat ini telah mempercepat pembangunan desa-desa di Indonesia.

Halim merinci, sebanyak 47.254 desa di Indonesia telah mempraktikkan Desa Cerdas. Dari yang berupa website desa, pengolahan data mikro desa, hingga penggunaan persuratan desa online, aplikasi pemantau banjir, dagang online desa, dan sebagainya.

“Untuk mendukung digitalisasi desa lebih kuat, Kementerian Desa PDTT mengembangkan Program Desa Cerdas. Sebanyak 3.000 desa dipilih oleh pemerintah daerah, dalam program Fase 1, Fase 2, dan Fase 3,” kata dia.

“Untuk Fase I saja, terpilih 235 desa. Desa-desa yang berlokasi di Jawa Tengah dan DIY inilah yang siang ini berkesempatan berkumpul bersama,” lanjutnya.

Halim menyatakan langkah itu sebagai upaya untuk mencerahkan dan mengedukasi masyarakat lokal dengan memobilisasi kekuatan kolektif komunitas dari berbagai suku atau etnisitas, dan profesi.

Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pelaksanaan program pelayanan publik berkualitas. Dengan pemanfaatan digitalisasi desa ini diharapkan terwujud pelayanan maksimal bagi masyarakat desa.