Sistem AI itu membuat rekomendasi untuk menargetkan rumah atau daerah di mana pejuang Hamas mungkin tinggal, yang kemudian dapat diserang dari udara. Sumber juga mengatakan bahwa militer Israel mengetahui sebelumnya berapa banyak warga sipil yang mungkin terbunuh dalam serangan.

Seorang mantan perwira intelijen Israel mengatakan sistem ini menciptakan ‘pabrik pembunuhan massal’, dengan penekanan pada kuantitas dan bukan kualitas. Israel pun terus saja membunuh banyak warga Palestina dalam serangannya, meski telah dibantu AI.