RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mendukung perajin batik untuk menggandeng desainer lantaran harga jual batik masih tergolong rendah.

Padahal apabila batik tersebut dijual ke pusat perbelanjaan, menurut Ganjar, harganya bisa melonjak hingga 300 persen.

“Kalau masuk ke kota sudah Rp12 juta. Kalau sudah jadi baju bisa mencapai Rp40 juta. Terbayangkan value-nya,” kata Ganjar usai berkunjung ke sentra perajin batik di Kedung Gudel, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Selasa (26/12).

“Maka saya dorong mereka untuk bisa bertemu dengan para desainer dan ternyata mereka sudah relate dengan para desainer dengan para pemilik brand batik besar,” imbuhnya.

Ganjar juga turut menyoroti industri batik di Sukoharjo yang saat ini didominasi oleh kaum perempuan sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.

Dia menyebut perlu ada dukungan dari pemerintah agar kelompok-kelompok perempuan pekerja dapat mandiri secara ekonomi. Mulai dari pemberian pelatihan, fasilitas, hingga akses permodalan.

“Mereka sebenarnya tulang punggung keluarga. Maka tinggal bagaimana negara atau pemerintah memberikan fasilitas kepada mereka,” jelasnya.

“Sehingga mereka bisa tumbuh. Jadi apa yang kami susun dari Ganjar-Mahfud klop. Praktik itu ada, sehingga yang kita tawarkan pada masyarakat bukan mengarang, tapi praktik baik yang muncul secara bottom-up,” imbuhnya.

Di Sukoharjo, Ganjar juga sempat mengunjungi para pedagang jamu tradisional. Dia ingin meningkatkan reputasi jamu tradisional hingga ke mancanegara.

Menurutnya, jamu adalah produk Indonesia yang patut dipromosikan lebih luas. Langkah yang bisa diambil adalah bekerja sama kedutaan-kedutaan besar negara lain.

 

(rn/cnn)