Di kesempatan yang sama, Direktur Teknik atau Kepala Inspektur Tambang Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi menekankan agar ke depan insan pertambangan tetap harus memberikan penguatan terhadap kegiatan operasional di lapangan dengan mengedepankan budaya K3, agar aman dan selamat dalam bekerja sehingga tetap terjaga keberlangsungan usahanya.

“Keberlangsungan usaha inilah yang menjadi poin kita di tahun ini, karena kita melihat bahwa kita sudah banyak melihat contoh akibat mispersepsi dari bagaimana keselamatan itu yang dipandang masih menjadi center cost dibandingkan investasi,” katanya.

Dijelaskannya, ke depan ini memang kondisi-kondisi tambang yang memiliki resiko tinggi akan didorong bagaimana peran dari penggunaan SDM atau human itu dikurangi dan digantikan dengan peralatan.

“Mungkin bisa dikendalikan secara jauh dan remote dan juga kita berharap kondisi kecermatan dari peralatan yang digunakan dan resiko terhadap bahaya kita kurangi, terutama tambang-tambang yang posisi cadangannya sudah sangat marjinal tapi tetap memiliki produktivitas,” jelasnya.

Lebih lanjut Sunindya berharap perlu adanya sinergi terhadap peningkatan produktifitas di tambang dalam transformasi digital.

Kemudian perlunya mitigasi, tantangan teknis dan sosial, serta efisiensi biaya operasional.

Direktur Utama Majalah Tambang Atep Abdu Rofiq mengatakan, kegiatan Mining Executive Talk bertujuan membahas bagaimana pertambangan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara, juga bisa menyelaraskan dengan kehidupan sosial.

Kata Atep, sektor pertambangan menjadi satu penopang perekonomian nasional dan memiliki tanggungjawab terutama terkait sustainability dan green economy.

Menurutnya, digitalisasi dan pemanfaatan teknologi menjadi penting serta menjadi kunci bagaimana sustainability di sektor pertambangan bisa dilaksanakan.

“Jadi, baik di (sektor) mineral maupun di batubara bukan hal yang asing lagi di sektor pertambangan, bahwa teknologi informasi dan kemudian juga teknologi digital ini sudah dikembangkan,” ujar Atep.**