RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Ganjar Pranowo percaya bahwa bantuan sosial (bansos) digunakan sebagai alat untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu di Pilpres 2024.

Buktinya, kata Ganjar, saat ini bansos tak lagi masif diberikan meski terjadi bencana. “Emang sekarang terjadi pembagian yang masif? Hari ini? Di tengah banjir dan bencana? Ada?” ucapnya di Political Show CNN Indonesia, Kamis (28/3/2024), mengutip CNNIndonesia.com.

Ganjar juga menyinggung pihak yang sebelumnya tidak setuju dengan bagi-bagi bansos, tapi akhirnya menggunakannya untuk kepentingan politik. Namun, ia tak mengungkapkan secara jelas siapa pihak yang ia maksud.

“Dulu ada yang enggak setuju. Bansos ini enggak mendidik dan sebagainya. Tapi dalam konteks politik enggak. Enak juga ternyata ya,” kata Ganjar.

Ganjar mengutip hasil survei Litbang Kompas dan LSI yang menyebut bansos secara efektif memang bisa memengaruhi pemilih di pilpres. Menurut dia, data itu cukup untuk mengonfirmasi bansos sengaja digunakan untuk kepentingan politik.

Ganjar memahami penggunaan bansos memang sulit dibuktikan sebagai pelanggaran hukum. Namun, hal itu jelas bisa dinilai sebagai pelanggaran etika.

Dia berharap MK bisa mempertimbangkan dan melihat dengan jernih masalah penggunaan bansos tersebut.

“Jadi sebenarnya saya tidak akan mengatakan, oh ini curang, ini kamu kekuasaannya menggunakan. Enggak, ini benar apa enggak yang saya sebutkan tadi. Hanya itu saja. Katakan, oh iya sih itu benar, oh iya itu mempengaruhi,” kata Ganjar.

Ganjar Pranowo-Mahfud MD melayangkan gugatan hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Demikian pula dengan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Mereka menyinggung kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Mereka menyatakan ada nepotisme hingga politisasi bansos yang dilakukan Jokowi.