Nurdin menjelaskan untuk mengaliri sawah seluas 30 hektar, ia membutuhkan bahan bakar sekitar Rp 8 juta dalam satu kali pengairan.

Namun, kehadiran program EA berhasil menghemat biaya operasional sekitar Rp 4,5 juta untuk biaya penyiraman.

Selain penghematan biaya operasional, ia menambahkan dengan adanya teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas sebesar tiga kali lipat dari sebelumnya.

Misalnya dalam satu tahun, hanya menghasilkan panen sebanyak 3.000 karung. Namun setelah adanya listrik, berhasil memproduksi sekitar 9.000 karung.**