“Pandemi ini mengakibatkan banyak kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan penghasilan, yang kemudian mempengaruhi kemampuan keluarga terutama yang di kalangan menengah kebawah, untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan serta gizi anaknya,” kata Henky.

Terakhir, Henky menegaskan jika pandemi ini telah menyebabkan distorsi layanan kesehatan, sehingga seluruh sumber daya kesehatan diarahkan untuk penanganan pandemi.

Sebagian masyarakat menurut Hengky, juga membatasi akses mereka ke fasilitas kesehatan, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah kasus gizi buruk pada balita dalam dua tahun terakhir.

“Sangat mendesak bagi kita untuk mengambil tindakan cepat dan tepat, untuk memperbaiki serta mencegah peningkatan kasus gizi buruk ini,” imbuhnya.