Media sosial juga dapat membantu individu yang non-biner atau transgender untuk menemukan komunitas dan dukungan. Banyak orang transgender menggunakan media sosial untuk berbagi cerita mereka dan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah yang mereka hadapi. Platform seperti Instagram dan YouTube memungkinkan mereka untuk mendokumentasikan perjalanan transisi mereka, menawarkan panduan praktis, dan memberikan dukungan emosional kepada orang lain yang mungkin mengalami hal yang sama. Influencer transgender seperti Gigi Gorgeous dan Jazz Jennings telah memainkan peran penting dalam meningkatkan visibilitas dan penerimaan komunitas transgender melalui platform mereka.

Namun, individu non-biner dan transgender juga sering mengalami pelecehan dan diskriminasi di media sosial. Pelecehan ini bisa datang dalam bentuk komentar kebencian, ancaman kekerasan, atau penyebaran informasi yang salah tentang identitas gender. Studi menunjukkan bahwa tingkat pelecehan online yang dialami oleh individu transgender jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain. Pelecehan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental individu yang menjadi target, tetapi juga dapat menghambat upaya mereka untuk mengekspresikan diri dan terlibat secara penuh dalam komunitas online.

Platform media sosial perlu melakukan lebih banyak untuk melindungi pengguna mereka dari pelecehan dan untuk menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi semua orang. Ini bisa termasuk memperkuat kebijakan anti-pelecehan, mengembangkan teknologi untuk mendeteksi dan menghapus konten yang melanggar, serta menyediakan dukungan yang lebih baik untuk pengguna yang menjadi korban pelecehan. Langkah-langkah seperti ini sangat penting untuk memastikan bahwa media sosial tetap menjadi tempat di mana semua orang merasa aman untuk mengekspresikan identitas mereka tanpa takut akan diskriminasi atau kekerasan.

Selain itu, edukasi dan kesadaran tentang identitas gender harus ditingkatkan di seluruh platform media sosial. Program pelatihan untuk moderator konten dan kampanye edukatif yang ditargetkan dapat membantu mengurangi diskriminasi dan meningkatkan pemahaman tentang berbagai identitas gender. Kolaborasi dengan organisasi LGBTQ+ juga dapat membantu platform media sosial untuk mengembangkan kebijakan dan praktek yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan komunitas gender non-biner dan transgender.
Identitas gender di media sosial adalah isu yang kompleks dan penting yang memerlukan perhatian dan tindakan yang berkelanjutan. Dengan upaya yang tepat, media sosial memiliki potensi besar untuk mendukung eksplorasi dan ekspresi identitas gender, serta untuk membangun komunitas yang lebih inklusif dan suportif.

Kekerasan Berbasis Gender di Media Sosial

Media sosial seringkali digunakan untuk melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan dan kelompok minoritas gender. Pelecehan online dapat berupa pelecehan verbal, ancaman kekerasan, dan doxing (pengungkapan informasi pribadi). Bentuk-bentuk pelecehan ini bisa dilakukan oleh individu, kelompok, atau bahkan melalui serangan terkoordinasi yang dikenal sebagai “brigading.” Platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram sering menjadi tempat utama di mana jenis kekerasan ini terjadi, menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi banyak pengguna.