Aktivisme gender di media sosial juga dapat diintegrasikan dengan tindakan offline untuk meningkatkan efektivitasnya. Kampanye online sering kali berfungsi sebagai katalis untuk aksi nyata, seperti demonstrasi, lokakarya, dan program pendidikan. Kolaborasi antara aktivis online dan organisasi di lapangan dapat memperkuat gerakan dan memastikan bahwa dampaknya dirasakan dalam kehidupan nyata. Misalnya, gerakan #MarchForOurLives yang dimulai sebagai kampanye online setelah penembakan di sekolah Parkland, AS, berujung pada demonstrasi besar-besaran dan perubahan kebijakan terkait kontrol senjata. Dengan demikian, media sosial memiliki potensi besar untuk memajukan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Namun, untuk memaksimalkan potensinya, diperlukan upaya berkelanjutan dari semua pihak – platform media sosial, pengguna, dan pembuat kebijakan – untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi semua bentuk aktivisme gender.

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi alat utama bagi individu untuk mengekspresikan identitas gender mereka. Platform seperti TikTok dan Instagram menawarkan ruang bagi pengguna untuk berbagi cerita, pengalaman, dan pandangan mereka tentang gender, sering kali dengan dampak yang jauh lebih besar daripada komunikasi tatap muka. Media sosial tidak hanya memungkinkan penyebaran informasi yang lebih cepat dan lebih luas, tetapi juga memungkinkan bentuk ekspresi diri yang lebih beragam dan kreatif, yang dapat menjangkau audiens global.

TikTok, dengan format video pendeknya yang dinamis dan kreatif, telah menjadi platform populer bagi aktivis gender untuk menyampaikan pesan mereka. Individu dan kelompok menggunakan TikTok untuk mempromosikan kesetaraan gender, melawan stereotip, dan mendidik audiens tentang isu-isu gender. Video yang menyentuh dan menginspirasi sering kali menjadi viral, menjangkau jutaan penonton di seluruh dunia. Contoh kampanye seperti #BodyPositivity dan #TransRights sering kali memanfaatkan kekuatan visual dan naratif TikTok untuk menggerakkan emosi dan menyebarkan pesan kesetaraan. Dalam video-video ini, pengguna dapat menampilkan transformasi fisik mereka, berbagi pengalaman pribadi mereka tentang diskriminasi dan perjuangan mereka untuk diterima, serta memberikan dukungan kepada orang lain yang menghadapi tantangan serupa.