Pelecehan online dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan mental dan fisik korban. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan bahkan bunuh diri. Korban pelecehan online sering kali merasa terisolasi dan tidak aman, baik secara online maupun offline. Dampak jangka panjang dari pelecehan online dapat mencakup gangguan tidur, penurunan kinerja akademis atau pekerjaan, dan masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Dalam beberapa kasus, pelecehan online telah menyebabkan individu untuk meninggalkan platform media sosial sepenuhnya, kehilangan kesempatan untuk berkomunikasi dan berjejaring.

Pelecehan berbasis gender di media sosial juga sering kali diperburuk oleh algoritma platform yang dapat memperkuat konten yang kontroversial atau sensasional. Konten yang mengandung pelecehan atau ancaman kekerasan sering kali mendapatkan banyak perhatian dan interaksi, yang dapat membuatnya lebih terlihat dan lebih sering dibagikan. Ini menciptakan siklus di mana korban pelecehan terus-menerus diekspos pada konten yang merugikan mereka. Oleh karena itu, penting bagi platform media sosial untuk mengembangkan algoritma yang lebih sensitif terhadap konten pelecehan dan untuk memastikan bahwa konten yang merugikan tidak mendapatkan keuntungan dari visibilitas yang lebih tinggi.

Platform media sosial perlu melakukan lebih banyak untuk mengatasi masalah pelecehan online. Mereka perlu meningkatkan kebijakan mereka terhadap pelecehan, mengembangkan alat untuk membantu pengguna melindungi diri mereka sendiri, dan bekerja sama dengan penegak hukum untuk menuntut pelaku pelecehan. Kebijakan yang lebih ketat mengenai pelecehan, termasuk tindakan yang lebih cepat dan lebih efektif dalam menanggapi laporan pelecehan, adalah langkah penting. Alat tambahan seperti filter kata kunci, kontrol privasi yang lebih baik, dan fitur pelaporan yang lebih mudah diakses juga dapat membantu pengguna merasa lebih aman.