RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Kabinet keamanan Israel telah memberikan suara persetujuan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dengan kesepakatan gencatan senjata.

Keputusan ini diambil dua hari setelah mediator Qatar dan Amerika Serikat mengumumkan kesepakatan antara Israel dan Hamas pada Rabu.

“Setelah memeriksa semua aspek politik, keamanan, dan kemanusiaan, dan memahami bahwa kesepakatan yang diusulkan mendukung tercapainya tujuan perang,” kabinet keamanan merekomendasikan pemerintah menyetujui kesepakatan gencatan senjata, kata pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengutip NPR.org.

Kabinet penuh Israel akan mempertimbangkan kesepakatan tersebut dalam pertemuan pada Jumat malam.

Kabinet keamanan terdiri dari anggota pemerintah senior yang mengawasi perang di Gaza, dan diperkirakan kesepakatan akan disetujui oleh badan pemerintah lebih lengkap untuk pelaksanaan kesepakatan.

Kantor perdana menteri Israel mengumumkan bahwa Hamas akan membebaskan sandera pertama pada Minggu jika kesepakatan akhir disetujui.

Pada Rabu, Presiden Biden, Presiden terpilih Donald Trump, beserta mediator utama Qatar dan Mesir mengumumkan kesepakatan gencatan senjata setelah 15 bulan perang.

Presiden Israel, Isaac Herzog, menyambut baik perjanjian tersebut dan mendorong Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melanjutkannya.

Walaupun masih ada “masalah yang belum terselesaikan” yang perlu ditangani oleh kabinet, menimbulkan ketidakpastian atas kesepakatan.

Terdapat penentangan dari menteri sayap kanan terhadap kesepakatan, bahkan ada yang mengancam akan mengundurkan diri jika kesepakatan dilanjutkan.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken berharap gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu.

Gencatan senjata direncanakan selama enam minggu, dengan tahap pertama meliputi pembebasan 33 sandera di Gaza dan ratusan tahanan Palestina di Israel, serta penarikan militer Israel dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pembicaraan untuk penyelesaian permanen perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023 akan dimulai selama fase pertama, di mana serangan Hamas dari Gaza telah menewaskan banyak orang.

YouTube player