Keempat, di luar isu tenaga kerja, terbentang pula ladang peluang besar di sektor ketahanan pangan, sebuah sektor yang tak hanya menyentuh perut rakyat, tetapi juga menyangkut kedaulatan bangsa. Negara-negara di kawasan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, tengah menghadapi tantangan serius dalam mencukupi kebutuhan pangannya sendiri. Sementara itu, Indonesia dengan kekayaan agraria dan keragaman hayati yang luar biasa, memiliki potensi untuk menjadi mitra strategis dalam menjawab kebutuhan tersebut.

KKSS dapat mendorong terbangunnya kemitraan antara pelaku usaha dan pemerintah Indonesia dengan negara-negara tersebut, khususnya dalam pengembangan kawasan pertanian dan peternakan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan konsumsi mereka. Misalnya, pengembangan kluster pertanian beras jenis basmati, budidaya kambing etawa, dan produksi buah-buahan tropis yang diperuntukkan bagi jemaah haji dan umrah yang setiap tahunnya terus meningkat. Dalam konteks ini, Sulawesi Selatan dapat diposisikan sebagai lumbung produksi, sementara KKSS berperan sebagai simpul penghubung yang menjembatani kerja sama, menjamin kualitas, dan memperkuat ekosistem ekspor hasil tani. Hal ini juga tentu menjadi satu celah peluang diversifikasi ekspor di tengah kebijakan proteksi AS yang selama ini menjadi tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Lebih jauh, kerja sama ini juga bisa dikembangkan ke arah yang lebih visioner: penempatan quality control di dalam negeri, investasi dalam riset pertanian berbasis kebutuhan ekspor, hingga pengembangan lumbung pangan khusus untuk suplai kawasan Timur Tengah. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjual hasil bumi, tetapi juga memperdagangkan nilai tambah teknologi, standar mutu, dan profesionalisme.

Momentum ini selaras dengan visi besar pemerintah yang saat ini menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama. Apalagi, saat ini kita memiliki Menteri Pertanian yang diberi mandat langsung oleh Presiden untuk mencapai swasembada pangan, serta Wakil Menteri Luar Negeri yang secara khusus ditugaskan untuk mempererat hubungan dengan kawasan Timur Tengah dan Asia. Jika kolaborasi ini dikonsolidasikan dalam kerangka kerja KKSS ke depan, bukan mustahil Sulawesi Selatan akan menjadi poros utama dalam diplomasi pangan global Indonesia.

YouTube player