Pekanbaru, ibukota Riau yang terkenal dengan julukan Kota Bertuah, tak hanya tumbuh sebagai pusat perekonomian dan budaya. Tapi juga sebagai wilayah dengan tantangan kesehatan khas iklim tropis yang panas dan lembap hampir sepanjang tahun.

Cuaca ekstrem dan polusi udara menjadi kombinasi yang kerap menurunkan daya tahan tubuh masyarakat. Akibatnya, penyakit seperti ISPA, dehidrasi, hingga migrain sering muncul sebagai penyakit musiman di Pekanbaru.

Di sinilah edukasi kesehatan berbasis komunitas menjadi sangat penting. Salah satunya dilakukan oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kota Pekanbaru – https://pafipekanbarukota.org, yang rutin menghadirkan literasi farmasi di tengah masyarakat.

Salah satu tips sederhana yang sering mereka gaungkan adalah hydration awareness atau tentang kesadaran pentingnya minum air yang cukup. Bagi warga Pekanbaru, konsumsi minimal 8 gelas air per hari bukan hanya sekadar anjuran, tapi kebutuhan utama.

Para profesional farmasi juga menekankan tentang bahaya penggunaan obat sembarangan saat suhu tubuh meningkat. Beberapa obat flu yang mengandung dekongestan bisa memicu dehidrasi lebih lanjut jika tidak disesuaikan dengan kondisi fisik dan cuaca.

PAFI Kota Pekanbaru mendorong masyarakat untuk lebih memahami efek samping obat yang kerap diabaikan. Terutama di musim panas panjang, ketika keluhan seperti lemas dan pusing sering dianggap sepele, padahal bisa jadi reaksi obat yang tidak cocok.

Tips lain yang relevan adalah menyimpan obat dengan benar. Cuaca panas di Pekanbaru bisa merusak kualitas obat, terutama yang tidak disimpan pada suhu ruangan ideal. Obat sirup, insulin, hingga vitamin cair, harus dijauhkan dari paparan sinar matahari langsung.

Banyak warga tidak sadar bahwa menyimpan obat di dashboard mobil atau dekat jendela bisa merusak kandungan kimianya. Tenaga profesional farmasi dari PAFI Kota Pekan Baru terus mengedukasi hal-hal yang terlihat sepele seperti ini melalui penyuluhan dan media sosial.

YouTube player